Bab 2681
Satu jam berlalu hanya untuk
menyiapkan satu hidangan.
Kelly sudah hampir kelaparan.
Namun, mungkin karena mendengar
sesuatu, dia memilih untuk tidak masuk ke dalam.
Jovelin tampak berantakan, rambutnya
kusut, bajunya tidak rapi. Dengan menggunakan celemek, dia mengusap bibirnya,
lalu melirik Saka dengan tatapan penuh keluhan.
Saat ini, dia benar-benar tidak
mengenakan apa pun selain celemek.
Dia merapikan rambutnya, wajahnya
masih merah padam, lalu berkata, "Jadi, apa sebenarnya yang ingin kamu
bicarakan denganku?"
"Kita bahas di meja makan,"
jawab Saka lembut sambil membantu Jovelin merapikan pakaiannya, lalu membawa
hidangan ke luar.
Suasana di meja makan terasa damai.
Kelly menyantap makanan yang sedikit
gosong dengan ekspresi tenang, seolah-olah tidak mendengar apa pun sebelumnya.
Saka mengambil lauk dan menyuapkannya
ke dua wanita itu lalu berkata, "Lorian masih belum bisa diandalkan. Aku
rasa aku butuh bantuan kalian untuk mengendalikan keluarga Atmaja agar aku bisa
merasa lebih tenang."
Saat mengatakan itu, dia melirik
Kelly sekilas.
Dari bawah meja, kaki jenjang wanita
itu perlahan menyentuhnya dan terus-menerus menggodanya.
"Menyuruhku mengendalikan
keluarga Atmaja? Sepertinya nggak semudah itu ... "
Kelly tampak berpikir keras, wajahnya
sedikit serius, tetapi kakinya tetap bergerak lincah di bawah meja dan berkata,
"Tapi memang benar, keluarga Atmaja harus berada di tangan kita ...
Ya?"
Ucapannya tiba-tiba terhenti.
Sebab, kakinya telah ditangkap oleh
Saka.
Seketika wajah Kelly merona, dia
melotot marah ke arahnya.
Sementara itu, Jovelin yang tidak
menyadari apa pun hanya mendengus kesal dan berkata, "Keluarga Atmaja
benar-benar menjijikkan. Saka sudah cukup berbaik hati membiarkan mereka hidup,
tapi begitu dia sedikit terpojok, mereka malah mencoba mengkhianati pria seadil
ini!"
Nada suaranya begitu percaya diri,
seolah-olah dia benar-benar melupakan apa yang baru saja terjadi bahwa pria
adil yang dia maksud baru saja menyuntikkan gen keadilan ke dalam dirinya.
"Jadi, apa yang harus kita
lakukan? Lorian pasti sedang berusaha mendekati Ardion sekarang!" ujar
Jovelin sambil menoleh pada Saka.
"Dia menjilat Ardion karena
ingin meminta orang-orangnya untuk membuatkan penawar baginya Ini masalah yang
cukup mudah diatasi," ujar Saka yang masih dengan santai memainkan kaki
putih dan lembut milik Kelly, lalu tersenyum kecil.
"Ah!"
Kelly tiba-tiba menjerit pelan dan
sumpit yang dipegangnya jatuh ke lantai.
"Astaga, ceroboh sekali. Aku
ambilkan sumpit untukmu," ujar Jovelin dengan perhatian, lalu berdiri dan
pergi.
Namun, sebelum benar-benar pergi, dia
melirik Saka sambil berkedip menggoda. Lalu, tiba-tiba dia membungkuk masuk ke
bawah meja untuk mengambil sumpit yang jatuh.
Saka menahan napas.
Situasi ini terlalu berbahaya....
Sementara itu.
Di Kediaman Putra Mahkota.
Lorian duduk dengan gelisah di
hadapan Hosea, seorang petinggi dari Sekte Dokter Surgawi.
Di tangannya ada sebutir pil yaitu
penawar yang pernah diberikan Saka kepadanya. Namun, efeknya hanya bertahan
selama tiga bulan.
Lorian telah mencoba berbagai cara
untuk meniru formula obat itu, tetapi gagal. Satu-satunya jalan yang tersisa
adalah mencari bantuan dari Ardion melalui Hosea.
Saat ini, Ardion masih berada di
istana, sementara Kediaman Putra Mahkota dikelola oleh Adelia.
"Nggak kusangka, Pak Lorian juga
tertarik dengan dunia pengobatan
Adelia menatap Lorian dengan sedikit
terkejut. Keluarga Atmaja menguasai pasukan militer, jadi dia tetap
memperlakukannya dengan penuh hormat.
Lorian tidak berani mengungkapkan
bahwa dia sedang terkena racun.
Seorang bawahan yang telah kehilangan
kendali atas dirinya sendiri tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan penuh
dari Ardion. Oleh karena itu, dia hanya bisa menggunakan alasan ingin belajar
tentang teknik alkimia untuk datang ke tempat ini.
Dengan senyum terpaksa, dia berkata,
"Aku hanya kebetulan bertemu seorang tabib hebat, jadi aku ingin meminta
bimbingan..."
Sambil berbicara, dia makin gugup
menatap Hosea.
Sebab, racun yang diberikan Saka bisa
mengubah seorang pria menjadi wanita!
Namun, sekarang, hubungan antara
dirinya dan Saka sudah hancur!
Jika dia tidak bisa mendapatkan
penawar, maka itu berarti kehancuran bagi kejantanannya!
Hosea telah memegang pil itu cukup
lama dan melakukan berbagai metode pemeriksaan, termasuk menusukkan jarum emas
untuk menguji komposisinya.
Namun, setelah beberapa saat,
alih-alih memberi jawaban, dia justru mengangkat wajah dengan ekspresi penuh
kebingungan dan menatap Lorian lalu bertanya dengan nada serius, "Dari
mana sebenarnya kamu mendapatkan pil ini?"
"Ah... hanya dari seorang tabib
yang kutemui secara kebetulan..." jawab Lorian.
Lorian makin gugup dan melanjutkan,
" Menurutmu, bagaimana kualitas pil ini?"
"Kebetulan bertemu tabib?"
tanya Hosea.
Hosea menatapnya dengan tajam sebelum
menyeringai dingin. "Jujurlah."
"Aku sudah mengatakan yang
sebenarnya," jawab Lorian dengan ragu.
Hosea hanya tertawa kecil dan berkata
dengan nada mengejek, "Dokter dunia fana seperti kita mana mungkin bisa
meramu pil seperti ini? Aku yakin ini dibuat oleh seorang ahli dari Dunia
Roh!"
Apa?
Lorian menatapnya dengan ekspresi tak
percaya.
No comments: