Membakar Langit ~ Bab 2710

Bab 2710

 

"Tapi, kalau kamu sudah mengenali identitas kami, kenapa kamu nggak langsung melaporkannya? Bagaimanapun, Dahlia meninggal karena kami. Kamu bisa menyuruh Guru Negara untuk membunuhku," ujarnya sambil menatap Saka dengan tenang.

 

Tiba-tiba, lelaki tua itu juga sedikit terkejut. Dia menatap Saka sambil menyipitkan mata. "Kamu hanya berpura-pura menggertak, tapi nggak langsung menyuruh Guru Negara membunuh kami. Sepertinya kamu juga khawatir?"

 

Saka menatapnya dan tersenyum. "Lancar sekali bahasa Elyra-mu. Sepertinya kamu cukup memahami budaya Negara Elang?"

 

"Apa kamu pernah mendengar pepatah ini?" Saat mengatakan ini, Saka tersenyum, lalu melanjutkan, "Untuk membunuh ayam, kenapa harus menggunakan pisau sembelih sapi?"

 

Untuk membunuh ayam, kenapa harus menggunakan pisau sembelih sapi?

 

Maksudnya apa?

 

"Kamu menyebutku ayam?"

 

Lelaki tua itu langsung menunjukkan ekspresi muram.

 

"Kamu bahkan nggak pantas menjadi ayam."

 

Saka mengerutkan kening. Dia terlalu malas untuk berdebat dengan lelaki bodoh ini. Dia menatap ke arah Wafa dan berkata, "Jangan bicara omong kosong, aku ingin Batu Jiwa!"

 

Sambil berkata demikian, dia menatap ke arah lelaki tua itu dan berkata, "Berikan aku sepuluh Batu Jiwa!

 

Dahlia meninggal karena mereka!

 

Tujuan sebenarnya Saka datang ke sini, tentu saja untuk mendapatkan Batu Jiwa!

 

"Sepuluh Batu Jiwa? Kenapa kamu nggak sekalian merampok saja?" teriak lelaki tua itu dengan marah.

 

Wafa mengangkat tangannya untuk menghentikannya, lalu menatap Saka dan berkata dengan serius, "Sepuluh Batu Jiwa, itu nggak mungkin. Aku hanya membawa tiga dan kamu sudah dapat dua. Sisa satu lagi, aku harus menyimpannya untuk keselamatanku sendiri."

 

Saka menatapnya tanpa mengatakan apa pun.

 

Wafa tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Walaupun aku nggak memilikinya, keluarga kerajaan memilikinya, dan jumlahnya banyak."

 

Saka mengangkat alisnya. "Kamu ingin mengadu dombaku dengan keluarga kerajaan agar Enam Jalur Puncak Kematian dapat mengambil keuntungan dari kekacauan ini, seperti saat terjadi kekacauan di Kota Sentana sebelumnya?"

 

"Awalnya memang begitu, tapi sekarang, Kak Saka tentu saja nggak akan menyetujuinya."

 

Wafa tersenyum dan berkata, "Jadi, aku akan memberimu cara lain ... "

 

"Ada dua orang genius hebat di antara keluarga kerajaan."

 

Wafa tersenyum dan berkata, "Kedua genius itu berasal dari keluarga keluarga kerajaan. Dengan identitas ini, mereka sukses besar di Dunia Roh. Mereka memiliki banyak sumber daya di tangan mereka, dan yang terpenting..."

 

Sambil berbicara, dia menatap Saka dengan tatapan dalam dan berkata, "Mereka ingin membunuhmu."

 

Saka merenung.

 

"Walaupun kamu nggak mau bekerja sama denganku, kamu nggak akan bisa menghindari pertempuran saat musuh datang!"

 

Wafa menatapnya dalam-dalam dan berkata, " Selain itu, aku bisa memberitahumu satu hal. Kedua genius dari keluarga kerajaan itu nggak turun sembarangan. Mereka punya rencana sendiri."

 

"Mereka adalah putra dari Kaisar sebelumnya. Ketika Kaisar naik takhta, mereka berangkat ke Dunia Roh. Tapi sebenarnya, selama bertahun-tahun, mereka diam-diam mengumpulkan kekuatan di sana. Sekarang mereka kembali, tujuan mereka adalah merebut sebagian kekuasaan dari Negara Elang."

 

Ketika mendengar ini, Saka melirik ke arah Wafa dan berkata, "Kamu mengenal mereka dengan sangat baik."

 

"Aku tahu sebagian besar situasi di Negara Elang."

 

Wafa tersenyum dan berkata, "Mulai sekarang, kalau ada yang ingin kamu ketahui, kamu bisa mencariku. Aku janji akan memberitahumu semua yang kuketahui!"

 

"Dan aku janji nggak akan pernah memanfaatkan kekacauan ini untuk menyerang Negara Elang."

 

Saka menatapnya.

 

Wafa tersenyum dan berkata, "Aku benar-benar nggak akan melakukannya. Bagaimanapun, negara seperti Negara Elang nggak dapat dikalahkan secara langsung oleh kekuatan eksternal. Kalau Negara Elang jatuh, itu pasti karena pertikaian internal."

 

"Saat ini, pertarungan internal kalian sudah sangat sengit. Putra Mahkota, kedua genius itu, Ederick, kamu, dan Kaisar yang hanya menonton dari kejauhan. Haha, kalian sudah saling menghancurkan. Aku sangat bahagia melihat ini, kenapa aku harus turun tangan sekarang?"

 

"Sebaliknya, kalau kamu melaporkanku sekarang, aku akan mati, tapi Enam Jalur Puncak Kematian akan mengirim sekelompok orang lagi. Pada saat itu, mereka akan bersembunyi, itu yang akan lebih berbahaya."

 

Begitu perkataan itu terlontar, mulut Saka berkedut.

 

Wanita ini sangat pandai dalam berbicara.

 

"Aku ingin informasi dari kedua genius itu..." ujar Saka dengan perlahan.

 

Wafa tersenyum dan berkata, "Aku akan segera bersiap."

 

Setelah berkata demikian, dia berdiri dan pergi.

 

Lelaki tua itu berdiri dengan ekspresi rumit dan membukakan pintu untuknya.

 

Namun, saat Wafa hendak melangkah maju, dia tiba -tiba teringat sesuatu dan berbalik untuk berkata, " Oh, ya, aku sudah menyiapkan hadiah untuk Kak Saka. Kamu bisa menikmatinya perlahan sambil menunggu. Ini adalah permintaan maafku kepada Kak Saka atas apa yang terjadi di Gunung Reribu."

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2710 Membakar Langit ~ Bab 2710 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.