Bab 120
Akan tetapi, Briana tidak seperti
Mira. Dia malah tersenyum dan berkata.
"Nggak boleh? Apa aku nggak
cukup cantik?"
Melihat tatapan menggoda pihak lain,
Deon merasa seolah telah melihat versi lain dari Luna dan langsung agak goyah.
"Nggak perlu."
Deon menolak dan mengeluarkan sebuah
obat mujarab dari sakunya.
"Kalau kamu memberikan obat
mujarab ini kepada cucumu, kondisinya bisa distabilkan untuk sementara selama
tiga hari."
Budi langsung menengadahkan
kepalanya. Dia terlihat gugup saat menerima pil Deon dan bertanya.
"Kalau begitu, izinkan aku
bertanya, apa yang harus kami lakukan setelah tiga hari?"
"Setelah tiga hari, kamu bisa
mencariku lagi!" Deon berkata dengan acuh tak acuh.
"Tubuh cucumu sudah dalam
kondisi yang buruk dan dia dipaksa untuk menjalani pengobatan pengusiran setan
Nona Briana ini yang menyebabkan pendarahan. Tubuhnya harus dipulihkan dulu
selama beberapa hari sebelum aku bisa memastikan untuk menyembuhkannya.
Kalau bukan karena fakta Mira dan
Briana telah keluar untuk mengejarnya atau kalau Darren dan Budi telah
memberikan nyawa mereka kepadanya, Deon tidak akan menyelamatkan Helen.
Setelah itu Deon berbalik dan
berjalan pergi.
Budi bergegas membawa obat mujarab
itu kembali ke rumah Keluarga Santoso. Setelah meminumnya, pendarahan Helen benar-benar
berhenti dan raut wajahnya juga mulai pulih.
Hal ini membuat Briana semakin
terkejut.
"Sebenarnya siapa orang ini?
Keterampilan medisnya begitu hebat!"
Mira berkata dengan alis terangkat.
"Aku sudah memeriksa
informasinya, dia itu cuma pekerja kantoran yang bertugas sebagai sales di Grup
Lixon. Gajinya nggak akan lebih dari 8 digit sebulan!"
Briana langsung tersenyum kecut.
"Tapi kulihat sepertinya dia
menyukai pantatmu, setiap pengobatan...."
Mira memelototi Briana, "Jangan
konyol! Itu sebabnya kubilang bajingan ini cabul!"
Deon memukulnya dengan begitu keras
hingga terasa sakit dua kali.
"Nggak bisa, aku harus menemukan
cara untuk mendapatkan keterampilan medisnya!"
Briana tiba-tiba memancarkan pesona
yang berbahaya dari tubuhnya dan berkata dengan memesona.
"Mira, menurutmu kalau aku
membuat pria ini jatuh cinta padaku, bukankah itu artinya aku bisa mengetahui
rahasia keterampilan medisnya?"
Mira terkejut, "Ma... mau apa
kamu?"
"Oh, tentu saja ... tidur dengan
dia! Kalau nggak, apa lagi yang bisa kulakukan untuk membuatnya bicara?"
Briana mengatakan sesuatu yang nakal
dengan santai.
Dia memutuskan untuk menunggu selama
tiga hari di rumah Keluarga Santoso dulu sebelum mengerahkan pesonanya untuk
merayu pria ini....
Komplek Pantai Mas.
Deon berericana untuk pulang ke rumah
sebelum bekerja di perusahaan dan juga membeli beberapa buah segar.
"Ibu! Aku pulang!" Deon
mendorong pintu dengan gembira.
Akan tetapi setelah masuk ke dalam,
dia merasa ada yang tidak beres dengan rumah itu.
Henni sedang duduk di sofa dengan
gelisah. Di sampingnya ada dua pria paruh baya yang sedang merokok dengan aura
intimidasi.
"Siapa kalian? Apa yang kalian
lakukan di rumahku?" Deon memelototi mereka dan berkata dengan nada
dingin.
"Deon, jangan kasar! Me...
Mereka adalah kerabatmu!"
Henni berkata dengan mengejutkan.
Mereka berdua membalikkan tubuh dan
berdiri untuk mengamati Deon sebelum mendengus.
"Dia benar-benar mirip dengan
adik ketiga saat dia masih muda. Kukira anak dengan garis keturunan rendahan
seperti itu nggak akan bisa melahirkan wajah penuh kebijaksanaan dan heroik
seperti yang dimiliki Keluarga Pastillo!"
Deon merasa kurang nyaman setelah
mendengarnya dan bertanya tanpa segan, "Jadi, siapa kalian?" 1
Kedua pria itu tertawa sinis,
"Kami adalah Leroy dan Hubert, paman tertua dan paman kedua."
"Kamu adalah putra Gerald, adik
ketiga kami. Yang artinya kamu adalah keponakan kami."
"Keluarga Pastillo adalah salah
satu dari Empat Klan Bela Diri Terbesar yang terkenal di Kota Sielo, sekaligus
salah satu penguasa di negeri ini!"
Terima kasih Admin. Lanjut donk bab berikutnya ......
ReplyDelete