Bangkit dari Luka ~ Bab 219

Bab 219

 

Nindi merasakan suasana yang aneh dan langsung mengangkat kepalanya, melihat Sania.

 

Bersama si nona besar yang sikapnya sangat sombong itu!

 

Harus diakui, terkadang takdir memang menyebalkan!

 

Serena mendengus dingin ke arah Nindi. "Oh, ternyata kamu. Siang tadi, di sekolah, kamu begitu meremehkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis kami. Bisa-bisanya kamu pergi tanpa meminta maaf!"

 

Setelah Serena bicara begini, para anak keluarga kaya lainnya juga menatap ke arah Nindi.

 

"Jadi, ini cewek yang meremehkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis kita? Berani sekali, Cantik."

 

"Cih, dasar cewek kampung dari kabupaten. Penampilannya saja memancarkan aura miskin!"

 

Serena berjalan langsung ke depan Nindi dan berkata, "Kalau kamu mau berlutut dan meminta maaf di hadapan semua mahasiswa sekarang, mungkin kami akan mempertimbangkan untuk memaafkanmu."

 

Melihat ini, hati Sania begitu senang.

 

Sania pura-pura bersimpati kepada Nindi. "Kamu minta maaf saja, supaya nggak dipersulit nanti. Aku begini demi kebaikanmu!"

 

'Huh, Nindi telah membuat marah kelompok anak-anak keluarga kaya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini. Masa depannya pasti suram,' batin Sania.

 

Nindi agak mengangkat alisnya sambil bertanya, " Aku nggak salah, kenapa harus minta maaf?"

 

Sikapnya luar biasa angkuh!

 

Serena menggertakkan giginya murka. "Kalian semua sudah lihat! Mahasiswi baru Nindi menyinggung Fakultas Ekonomi dan Bisnis! Kalau ada yang berani berteman dengannya, berarti melawan seisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis!"

 

Dasar kampungan, berani sekali bertingkah seperti ini! Serena jelas tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja.

 

Dia harus memberi Nindi pelajaran supaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis tidak menjadi bahan tertawaan semua orang!

 

Para mahasiswa lainnya segera menjauh dari Nindi.

 

Teman sekamarnya, Jihan, refleks mundur hingga menarik teman sekamarnya yang lain sambil berbisik, "Kamu mau mati, ya? Anak-anak orang kaya ini bukan orang yang bisa kita lawan."

 

Teman sekamarnya, Galuh, ragu sejenak, tetapi tidak berani bicara.

 

Siapa sangka, ada mahasiswa baru yang berani melawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis!

 

Kini, semuanya sudah selesai. Nindi menjadi musuh publik!

 

Nindi berdiri sendirian di pintu tangga. Tubuhnya terlihat kurus, tampak sangat rapuh.

 

Sania tersenyum tipis. "Nindi, kamu nggak mau diasingkan dari awal semester, 'kan? Kalau kamu minta maaf sekarang, masih sempat. Demi hubungan kita dulu, aku bisa membujuk Serena untuk memaafkanmu!"

 

Ekspresi Nindi tetap dingin saat berseru, "Aku nggak peduli!"

 

Dia langsung berbalik dan pergi, benar-benar mengabaikan orang lain.

 

Tindakan Nindi ini sangat mengejutkan semua orang. Siapa sangka, dia seberani itu!

 

Dia saja tidak takut pada anak-anak keluarga kaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis!

 

Serena menggertakkan giginya penuh amarah, lalu menatap Jihan serta Galuh. Dia mengancam, "Kalian berdua teman sekamarnya, 'kan? Mulai sekarang, jangan terlalu dekat dengannya. Kalau nggak, aku nggak akan maafkan kalian!"

 

Jihan ketakutan dan segera mengangguk.

 

Galuh tidak bisa menahan diri dan menjelaskan, " Orang tua Nindi meninggal sejak dia masih kecil. Dia yatim piatu, menjadikan kepribadiannya seperti itu. 11

 

"Lalu, kenapa? Tadi, aku sudah kasih dia kesempatan, tapi dia yang nggak menghargainya. Siapa yang salah?"

 

Sejak kecil, Serena tidak pernah diperlakukan seperti ini!

 

Sania menatap Galuh dengan terkejut dan bertanya, "Nindi bilang dia yatim piatu?"

 

Tampaknya, Nindi memang ingin memutuskan hubungan dengan keluarga Lesmana, bahkan tidak menyebut mereka sama sekali!

 

Bagi Sanía, ini adalah hal yang bagus.

 

Sania sengaja mendesah lemah. "Sejak SMA, kepribadian Nindi memang begitu. Dia selalu diasingkan semua temannya. Tapi, karena nilai-nilai dia bagus dan dilindungi guru, nggak ada yang bisa mengusiknya."

 

Kemudian, Serena tersenyum dingin. "Tapi, ini bukan SMA kalian. Ini Universitas Yasawirya!"

 

Sania mengalihkan tatapannya, tetapi hatinya sangat senang!

 

Sekarang, Nindi benar-benar tamat.

 

Nindi meninggalkan gedung pertemuan sendirian dan berjalan ke lapangan. Tidak disangka, dia sudah dapat musuh pada hari pertama kuliah.

 

Awalnya, dia ingin merasakan kehidupan kuliah yang normal, tetapi ini tampak mustahil.

 

Dia berpikir bisa menjalani kehidupan biasa setelah meninggalkan keluarga Lesmana.

 

Namun, Sania si licik masih terus membayanginya!

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 219 Bangkit dari Luka ~ Bab 219 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 02, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.