Bab 227
Nindi mendengar suara dari luar,
tetapi pandangannya gelap gulita.
Pakaian Cakra menutupi dirinya
sehingga menghalangi segala sesuatu dari luar.
Namun, sekarang dia merasa jauh lebih
tenang, setidaknya dia yakin bahwa dia baik-baik saja.
Melihat dua pengawal yang tergeletak
di lantai, bibir tipisnya terkatup dingin. "Kalau nggak mau bicara, buat
mereka diam selamanya."
Kedua pengawal itu terlihat sangat
pucat kala melihat Cakra memeluk gadis itu.
Siapa yang menyangka bahwa gadis ini
diselamatkan oleh putra mahkota dari Komunitas Konglomerat!
Bukankah gadis itu seorang yatim
piatu yang kehilangan orang tuanya?
Cakra memeluk Nindi dan pergi dengan
menaiki lift.
Nindi bersandar di pelukannya, dia
tidak bisa melihat situasi di luar dengan jas yang menutupi kepalanya.
Sekarang pikirannya sangat kacau.
Tangannya menggenggam erat kerah baju
Cakra, jari -jarinya tampak memucat.
Cakra meninggalkan tempat itu dengan
lift pribadi.
Serena yang kebetulan berlari menaiki
tangga dari arah lain, melihat Cakra masuk ke dalam sambil menggendong seorang
gadis?
Meskipun jasnya menutupi hampir
seluruh tubuh, terlihat jelas bahwa orang itu adalah seorang gadis!
Serena terkejut dan bersembunyi di
samping. Dia sebenarnya sudah lama menunggu pengawalnya yang tak kunjung
datang, jadi dia tidak sabar dan naik untuk memeriksa situasinya.
Namun, dia tidak menyangka akan
melihat Cakra!
Apa yang sedang terjadi? Apa Cakra
punya gadis lain di luar sana?
Lalu, ke mana perginya si Nindi berengsek
itu?
Serena baru saja hendak keluar,
tetapi dihalangi oleh pengawal.
Serena menatap ke pengawal dan
berkata, "Tahu siapa aku? Kalian berani menghalangiku!"
Tadi dia jelas-jelas melihat Cakra
berselingkuh, hal ini harus segera diberitahukan kepada kakaknya, dia tidak
boleh memberikan kesempatan bagi gadis murahan di luar sana.
Namun, para pengawal langsung
mengadangnya, sama sekali tidak membiarkan Serena untuk mendekat.
Serena mengentakkan kaki saking
kesalnya, " Berengsek, minggir kalian!"
Sania berjalan mendekat dan bertanya,
"Nona Serena, ada apa?"
"Sekelompok orang ini berani
menghalangiku. Kakakku adalah tunangan putra mahkota dari Komunitas
Konglomerat. Kalau kakak iparku tahu kalian menghalangiku seperti ini, kalian
pasti akan menyesal!"
Mendengar kata "putra mahkota
dari Komunitas Konglomerat", mata Sania seketika berbinar. " Kamu
bilang putra mahkota dari Komunitas Konglomerat ada di ruang VIP itu?"
Putra mahkota dari Komunitas
Konglomerat adalah keluarga terkaya di Kota Yunaria, dengan status dan kekayaan
yang tak terhitung jumlahnya.
Seandainya dia punya kesempatan.
Serena berkata dengan frustrasi,
"Benar, kakak iparku memang nggak suka diganggu, dia akan membersihkan
area itu ke mana pun dia pergi dan nggak membiarkan orang nggak penting
mendekat. Nggak tahu ke mana Nindi yang hina itu lari dan bersembunyi di
mana."
"Nona Serena, Nindi pasti sedang
bersembunyi di suatu tempat. Begitu putra mahkota dari Komunitas Konglomerat
itu pergi, kita pasti bisa menemukan Nindi!"
"Hmph, aku pasti bakal
menghancurkan reputasi Nindi kali ini, supaya selanjutnya dia nggak berani
melawanku lagi."
Sania merasa senang setelah mendengar
perkataan Serena.
Selama bisa menangkap Nindi dan
merekam video-video itu, dia bisa mengendalikan Nindi!
Kelak, Nindi akan selalu dalam
genggamannya dan tidak akan berani merebut apa pun darinya lagi. 3
Nindi bahkan tidak akan berani pergi
ke barat kalau disuruh untuk pergi ke timur!
Sania benar-benar tidak sabar
menunggu hari itu.
Di dalam ruang VIP ujung koridor.
Zovan mengelap darah di tangannya
seraya berkata dengan santai, "Kalian memang sungguh berani."
Menyusahkan gadis yang sangat dia
sayangi.
"Tuan Zovan, kami adalah
orang-orang dari keluarga Morris. Kami hanya mengikuti perintah Nona Serena
untuk menangkap gadis itu."
"Ckck, keluarga Morris itu nggak
ada apa-apanya!"
Zovan sudah lama mendengar tentang
kelompok Serena yang sering menggunakan cara-cara ini di sekolah. Mereka pernah
membuat masalah, tetapi akhirnya semuanya diselesaikan oleh keluarga Morris.
Keluarga Morris kali ini telah
menghadapi masalah besar!
Zovan segera menelepon Cakra.
"Sudah kami selidiki. Mereka adalah pengawal Serena Morris, ada beberapa
konflik dengan si lemon, jadi mereka sengaja melakukan itu semua pada si
lemon."
"Oke, kedua pengawal itu akan
diurus."
Karena kedua pengawal itu sudah
melihat siapa dia, tidak ada alasan lain untuk membiarkan mereka tetap hidup.
Setelah menutup telepon, Cakra
berbalik dan menatap gadis yang terbaring di ranjang hotel dengan tatapan yang
suram. 2
Nindi menggenggam selimut dengan erat
dan keringat mengalir di dahinya.
No comments: