Bab 2625
Saka tersenyum sambil menjawab,
"Aku ingin mencobanya dulu."
Leluhur Lavali terdiam sejenak, lalu
menyahut perlahan, "Nggak terlalu pintar, tapi punya ambisi besar.
Bagaimanapun... setelah bertarung, cari tahu apa ada anggota keluarga Syahrir
yang pergi ke Dunia Roh."
"Apa yang akan kamu
lakukan?" tanya Saka.
"Ketika membunuh seseorang harus
dicatat dalam buku registrasi rumah tangga untuk menghindari pembalasan dendam
di kemudian hari. Ini adalah akal sehat." Leluhur Lavali berkata dengan
suara pelan, "Selain itu, sudah waktunya untuk membjarkan para murid Dunia
Roh melakukan sesuatu... 71
Namun, pada saat ini Saka tidak
mendengarnya, karena Wimar sudah datang untuk membunuhnya lagi!
Saka tersenyum samar, menghunus
pedangnya lagi sambil berlari maju dengan cahaya pedang yang menyeruak dari
langit
"Aku sudah memberimu peluang,
tapi kamu nggak memanfaatkannya... kalau begitu jangan salahkan aku!"
Sorot mata Wimar tampak dingin, lalu
dia tiba-tiba berteriak, "Wilayah Kebencian!"
Diiringi dengan teriakan keras,
wilayah master ilahi tiba-tiba muncul di tempat kejadian! Wilayah itu terdapat
lautan darah dengan gunung pedang yang berdiri kokoh di tengahnya. Ada banyak
jiwa yang berteriak kesakitan di tengah lautan darah.
Mereka berjuang untuk melepaskan diri
dari lautan darah dan memanjat keluar dari gunung pedang. Akan tetapi, karena
menderita rasa sakit karena tergores pedang terus menerus, mereka langsung
jatuh dengan menyedihkan ke lautan darah berulang kali. Kebencian yang tak
berujung tampak nyata dan membubung ke langit!
Kedua tubuh bayangan Wimar ternyata
tampak seperti iblis jahat, dengan gigi tajam dan wajah ganas yang menyiksa
jiwa jiwa itu.
Perasaan dendam dan benci menyelimuti
seluruh tempat, membuat semua orang merasa takut hanya dengan melihatnya saja.
Ketika cahaya pedang petir Saka
menyapu, kedua tubuh bayangan itu sama sekali tidak menghalanginya, membiarkan
cahaya pedang petir itu menyeruak ke beberapa jiwa yang tersiksa. Dalam
sekejap, suara ratapan menjadi makin keras! Melepaskan kebencian tanpa akhir
yang ditujukan langsung pada Saka!
"Jiwa-jiwa di Wilayah Kebencian
adalah sesuatu yang aku warisi dari Raja Ilahi. Mereka adalah kebencian nggak
berujung yang berasal dari orang orang yang sudah disiksa oleh orang jahat
selama hidup mereka. Mereka sangat ahli dalam menyerang jiwa!"
"Makin kamu berusaha menyerang,
makin besar pula rasa dendam yang akan kamu rasakan. Aku ingin melihat apa kamu
bisa menahan rasa dendam ini!"
Wimar menunjukkan senyum nyalang
Wilayah ini tidak berasal dari Sekte
Tiga Dewa, tetapi dari warisan Raja Ilahi
Raja Ilahi juga seorang ahli jalur
iblis yang terkenal semasa hidupnya. Entah ada berapa banyak kejahatan yang
sudah dia lakukan selama hidupnya untuk mengembangkan ilmu bela diri seperti
itu. Layak disebut iblis! Tidak peduli seberapa kuat pikiranmu, pasti akan
terpengaruh oleh kebencian tanpa henti.
Ini adalah bela diri dasarnya!
Adegan mengerikan ini membuat bulu
kuduk semua penonton langsung berdiri. Para jiwa ini menderita siksaan yang
begitu hebat. Kebencian mereka begitu besar dan langsung memengaruhi jiwa
mereka Sangat keji!
"Warisan Raja Ilahi orang ini
memang agak merepotkan
Jack sudah meminum pil itu dan hendak
mengatur napasnya. Akan tetapi, pada saat ini dia tiba-tiba membuka matanya dan
melihat adegan itu, membuat wajahnya langsung muram. Meskipun kekuatan penuhnya
sudah pulih, menangani wilayah ini agak merepotkan. Apakah Saka bisa
mengatasinya?
"Itu agak jahat... "
Saka melihat ke arah Wilayah
Kebencian, tetapi dia tidak merasa terkejut atau takut. Sebaliknya, dia hanya
ingin tahu, seolah-olah dia telah bertemu seorang kawan lama!
Saka memegang pedang setengah jadi
seraya berjalan menuju wilayah itu selangkah demi selangkah.
Wimar menatap Saka sambil berkata,
"Sudah berakhir."
Sambil berkata demikian, dia
mengayunkan pedangnya dengan kuat!
Woah!
Jiwa-jiwa yang penuh dendam di dalam
wilayah itu langsung berteriak serempak. Kebencian yang tak terhingga langsung
memenuhi seluruh tempat itu.
Kedua tubuh bayangan yang berubah
menjadi hantu, langsung mengusir jiwa-jiwa di tumpukan mayat dan lautan darah,
bergegas menuju Saka!
Dalam sekejap, kebencian yang tak
berujung itu sepenuhnya terbentuk, berubah menjadi pedang yang dihunuskan
langsung ke Saka! Hendak menebas dengan keras!
Pedang itu tidak menyerang tubuh,
tetapi langsung menuju jiwa!
"Sial, ini gawat!" seru
Jack.
"Sudah berakhir!"
Wimar berteriak dengan tenang, tidak
memperhatikan Saka dan hanya melihat ke arah Wilayah Kebencian dengan sorot
enggan di matanya.
Yang ingin dibangkitkan oleh Wimar
adalah jalur bela diri kebencian, tetapi sayangnya masih belum ada gerakan.
Jack membuka jalan bela diri terlebih dahulu dan hal ini membuat Wimar makin
enggan. Yang bisa dilakukan Wimar selanjutnya adalah terus mewujudkan Wilayah
Kebencian ini.
Tiba-tiba, Wimar terkesiap.
Karena tiba-tiba menyadari bahwa di
wilayah yang penuh kebencian itu justru kebenciannya lenyap dengan cepat dan
tergantikan oleh rasa takut. Hal ini terlihat seperti jiwa - jiwa kebencian itu
seperti anjing liar yang dihadapkan dengan tukang jagal.
Apa-apaan?
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar
suara samar yang berkata, "Apa yang menakutkan dari rasa benci? Itu cuma
rasa takut setelah diganggu oleh orang jahat yang berubah menjadi tangisan
nggak berdaya."
"Baiklah, kalau begitu akan
kutunjukkan padamu kejahatan yang sebenarnya!"
No comments: