Bab 2658
"Hentikan dia!" seru Adelia
yang tiba-tiba berteriak dengan marah.
"Ikuti aku untuk menunda
waktu!"
Pada saat ini, Galeno tiba-tiba
berteriak. Semua energi sejati di tubuhnya meledak keluar.
Tidak lama setelah itu, semua
penonton langsung bersama-sama meledekkan energi sejati yang pekat dan bergegas
melayangkannya menuju Saka.
Namun, tidak lama kemudian, di dalam
energi sejati yang pekat tersebut, seberkas cahaya pedang melesat dan menembus
kerumunan.
Dalam sekejap, darah dan daging
berceceran di mana -mana, sebuah celah besar langsung terbentuk di antara
kerumunan.
Begitu cahaya pedang terhenti, Saka
berdiri di tengah tempat kejadian. Dia memegang pedang setengah jadi di
tangannya yang perlahan meneteskan darah.
Tempat itu tampak seperti habis
dibajak menggunakan bajak besi, penuh dengan anggota tubuh dan lengan yang
patah. Semua itu berasal dari orang-orang yang di depan Saka, yang menghambur
untuk menyerangnya.
Sekumpulan orang yang anggota tubuh
dan lengan yang patah menatap Saka dengan tatapan ngeri.
Hanya Galeno yang berdiri di depan
kerumunan dan masih mempertahankan postur menyerang. Tubuhnya masih utuh,
tetapi wajahnya pucat pasi.
"Aku akan memaafkanmu sekali
lagi, tapi selanjutnya mungkin aku nggak akan memaafkanmu," ujar Saka
dengan santai sambil berjalan melewati tubuh Galeno.
Saat Saka berjalan mendekat, semua
orang tampak ketakutan dan segera melangkah mundur.
Baru saja, Saka membantai kepala
milik kepala keluarga seperti membantai seekor anjing. Tidak ada yang bisa
mengendalikannya kecuali para leluhur.
Tidak peduli berapa banyak orang yang
datang, mereka semua sedang mencari kematian!
Saat ini, ketika melihat Saka yang
mendekat, seseorang tiba-tiba berteriak dengan cemas, " Galeno, dia nggak
akan membunuhmu! Kamu harus menghentikannya dengan nyawamu!"
"Dasar nggak tahu malu!"
Saka tiba-tiba beralih ke arah
kerumunan. Sosok yang berteriak itu adalah seorang pria tua. Entah dari
keluarga mana dia berasal. Dia adalah seorang pemimpin di kerumunan tersebut
dan tampaknya memiliki status yang tidak biasa.
Saka tidak bertanya apa-apa, hanya
menebaskan dengan pedangnya.
Srak!
Kepala pria tua itu langsung melayang
di udara!
Darah menyembur keluar dari leher
yang patah seperti onggokan pilar!
"Tetua!" seru seseorang
berteriak dengan nada menyedihkan.
"Jangan cuma berteriak, biarkan
dia pergi!"
Saka melompat maju, cahaya pedang
yang cemerlang langsung meledak, suara teriakan menggema di seluruh tempat
kejadian.
Satu per satu, anak-anak jajaran
orang kaya dan berkuasa, bahkan pejabat pemerintah, mulai tewas secara tragis
di tempat.
"Hentikan!" seru Adelia
berteriak dengan wajah yang memucat.
Mereka semua adalah jajaran pejabat
tinggi yang telah menyatakan kesetiaan mereka kepada Ardion.
Adelia sendiri telah membantu Ardion
memperjuangkan takhta selama bertahun-tahun, sekarang dia akhirnya berhasil
mengumpulkan begitu banyak kekuatan.
Ini semua adalah hasil dari kerja
kerasnya.
Sekarang semua kerja kerasnya hancur
begitu saja di tangan Saka.
Saka menatap mata Adelia dengan
dingin, "Keluarga kerajaan kalian itu sangat sombong karena kalian punya
sekelompok pendukung ini. Kalau mereka mati, bagaimana kamu akan mempertahankan
status bangsawanmu?"
Setelah mengatakannya, Saka membunuh
orang lain di depan Adelia!
Dia tidak membunuh Adelia, tetapi
membantai semua budak dan pejabat kerajaan tepat di depan wanita itu.
Kali ini, mata Adelia menjadi merah.
Orang-orang yang tewas itu bukan hanya orang biasa, tetapi merupakan kekuatan
keluarga kerajaan mereka!
Adelia tiba-tiba berteriak dengan
marah, "Saka, aku tahu kamu menyerang pasukan Putra Mahkota, tapi di
antara begitu banyak orang, pasti ada beberapa yang bukan pasukan Putra
Mahkota. Mereka cuma sekumpulan orang nggak berdosa yang setia kepada Yang
Mulia. Kamu sudah membunuh orang-orang yang nggak berdosa tanpa pandang
bulu!"
Saka tiba-tiba berhenti, wajahnya
sudah berlumuran darah. Dia tersenyum muram sambil menyahut, "Putri, apa
kamu bodoh?"
Tiba-tiba Saka berteriak, "Aku
adalah pengkhianat! Pengkhianat harus membunuh kalian ... para menteri dan
jenderal yang setia!"
Begitu selesai bicara, cahaya
pedangnya menjadi makin terang dan setiap kilatan cahaya pedang itu disertai
dengan terpenggalnya beberapa kepala manusia!
Untuk sesaat, tidak ada seorang pun
di tempat kejadian yang bisa menahan serangan Saka. Sekumpulan orang itu
terbunuh diiringi dengan suara teriakan pedih.
Tangan dan kaki Adelia terasa dingin,
dia tidak mengerti bagaimana semuanya bisa menjadi seperti ini.
Mereka yang tewas semuanya adalah
sekumpulan orang berkuasa!
Adegan berdarah ini membuat mata
Adelia menjadi nyalang. Dia menatap Saka dengan tatapan yang seolah bisa
membunuh.
Tiba-tiba, Adelia melihat ke arah
wilayah Raja Ilahi seraya berteriak dengan sedih, "Guru! Kenapa kamu sama
sekali nggak peduli? Kenapa nggak peduli!"
Tetua Agung!
Adelia tidak mengerti mengapa Tetua
Agung bisa membiarkan Saka pergi begitu saja. Akan tetapi, tidak peduli dengan
apa pun pertimbangannya, dia tidak bisa membiarkan pria ini melakukan kejahatan
seperti itu!
Tetua Agung adalah satu-satunya
penyelamat bagi semua orang!
Saat gemuruh itu mereda, wilayah Raja
Ilahi tiba-tiba menyusut dan menampakkan sosok Tetua Agung.
Saat sosok Tetua Agung muncul,
momentum yang luar biasa langsung menyelimuti seluruh tempat!
Pada saat ini, siapa pun yang melihat
sosok Tetua Agung merasa seolah-olah mereka telah diberi pertolongan.
"Tetua Agung, selamatkan
kami!"
No comments: