Membakar Langit ~ Bab 2660

Bab 2660

 

Saat mendengar jawaban tersebut, hati Tetua Agung agak bergetar.

 

Saka justru tampak tidak terkejut sama sekali, karena dia memang tidak ingin menyerah pada wanita ini.

 

Dia menatap pria tua itu sambil berkata dengan tenang, "Apa masih ada hal lain yang ingin kamu katakan?"

 

Tetua Agung ragu-ragu sejenak, lalu berjalan menuju Adelia sambil menjawab, "Ini adalah akhir hubungan kita."

 

"Guru, kamu..."gumam Adelia yang tercengang

 

"Kamu memang anak yang mampu dan murid yang baik, tapi mulai sekarang..."

 

Saat ini, Tetua Agung menutup matanya dengan perasaan getir dan berteriak, "Kamu bukan lagi muridku!"

 

Setelah mengatakannya, dia beranjak pergi.

 

"Guru!"

 

Dalam sekejap, raut wajah Adelia langsung berubah sambil berteriak ke arah punggung Tetua Agung.

 

Akan tetapi, pria itu sama sekali tidak menghentikan langkahnya dan langsung menghilang dari tempatnya.

 

Pada saat itu, suasana sontak menjadi hening.

 

Semua orang menatap Saka dengan tatapan kosong.

 

Jack merasa gembira sekaligus tidak percaya.

 

Dia tahu bahwa Saka adalah orang yang memiliki keberuntungan dan seharusnya bisa lolos dari kesulitan ini. Akan tetapi, dia tidak menyangka betapa kuatnya Saka sampai dia bisa lolos dari kesulitan ini, bahkan Tetua Agung tersebut harus mundur!

 

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Saka sambil menatap Jack.

 

"Untungnya, belum mati dan tentang Julio... aku sudah mengatur seseorang untuk melumpuhkannya dan menyembunyikannya di ruang rahasia keluarga Romli. Lagi pula, kultivasinya masih terlalu rendah... " jawab Jack seraya tersenyum samar.

 

"Itu bagus."

 

Saka melirik ke arah kerumunan, tetapi tidak menatap ke arah Logan dan Davina. Dia tiba-tiba bertanya dengan heran, "Di mana Davina dan Leluhur keluarga Romli?"

 

Saat ini, Jack ragu-ragu untuk menjawab.

 

"Mereka dibawa ke Istana Kekaisaran!" Pada saat ini, Adelia tiba-tiba menyahut seraya mencibir.

 

"Istana Kekaisaran?"

 

Saka mengernyit dan berpikir sejenak.

 

Saat ini, ekspresi Jack agak berubah.

 

Entah karena alasan apa, Tetua Agung akan memberikan muka pada Saka, tetapi berbeda dengan Kaisar ...

 

"Jangan impulsif!" Jack langsung menyahut, " Perhatikan dulu jangka panjangnya!"

 

"Pergi ke Istana Kekaisaran kalau punya nyali!"

 

Pada saat ini, Adelia menatapnya lekat-lekat, dengan ekspresi garang di wajah cantiknya dan menyahut, "Bukankah kamu adlaah pengkhianat? Kalau kamu punya nyali, bunuh aku dulu, lalu pergi ke Istana Kekaisaran!"

 

Saka menatapnya sambil bertanya, "Kamu ingin aku mati?"

 

"Kamu nggak berani?"

 

Adelia menatapnya tanpa menyerah, dengan ekspresi main-main di wajahnya.

 

Saka tersenyum, tiba-tiba meraihnya sambil menyahut, "Ayo pergi!"

 

Begitu Saka selesai berbicara, dia bergerak dan menghilang bersama Adelia.

 

Ekspresi Jack langsung berubah, tetapi sudah terlambat untuk menghentikan Saka.

 

Orang-orang lainnya merasa seolah mereka telah diampuni dan kehidupan mereka terbebaskan.

 

Dalam sekejap, mereka langsung menatap Jack. Tiba -tiba ada seseorang yang bertanya dengan ragu-ragu, "Bagaimana kita harus menghadapi orang ini?

 

Mereka melihat ke arah Galeno.

 

Dari semua pemimpin yang sudah tewas di sana, hanya Galeno yang masih tersisa.

 

Galeno mengernyit bingung. Bukankah Saka meninggalkan Jack di sini untuk mereka bunuh?

 

Jack meliriknya, menggelengkan kepalanya dengan tenang sambil berkata, "Kalian nggak akan bisa membunuhku."

 

Galeno menatapnya, lalu tiba-tiba mencibir sambil berkata, "Menurutmu, kita nggak berani? Saka berani menerobos masuk ke Istana Kekaisaran, tapi dia mungkin nggak akan... "

 

Sebelum Galeno sempat menyelesaikan perkataannya, Jack menggelengkan kepalanya pelan sambil menyela, "Aku nggak bilang kalau nggak berani, tapi nggak akan bisa."

 

Galeno tertegun.

 

Namun, pada saat berikutnya, tiba-tiba aura yang kuat menyebar di tempat kejadian.

 

Mungkinkah Saka membutuhkan lebih banyak ahli?

 

Wajah mereka tiba-tiba berubah, mereka berbalik untuk melihat. Pada saat berikutnya, mereka menghela napas lega.

 

Sosok Kendrick-lah yang berjalan ke arah mereka perlahan dengan wajah cemberut.

 

"Pak Kendrick!"

 

Ada banyak orang yang meninggal atau terluka. Ketika mereka melihat Kendrick, mereka langsung merasa aman. Mereka merasa bahwa Kendrick ada di sini untuk membereskan kekacauan ini.

 

Pada saat ini, Kendrick datang dengan ekspresi serius di wajahnya. Tiba-tiba, dia melihat mayat berceceran di mana-mana. Dia agak tertegun sambil mengamati tempat kejadian dan tidak melihat Saka. Dia mengerutkan kening dan segera bertanya, "Apa yang terjadi? Di mana Tetua Agung?"

 

Galeno tampak cemas dan menyahut cepat, "Entah ada apa, tapi Tetua Agung menyerah pada Saka! Dia, dia..."

 

"Tetua Agung menyerah?" ulang Kendrick agak tertegun.

 

"Ya!"

 

Galeno tampak cemas dan menyahut dengan tergesa -gesa, "Mungkinkah Guru Negara yang mengambil tindakan? Tapi itu nggak benar. Guru Negara nggak akan bergerak, ini...'

 

Kendrick tercengang saat mendengarnya, lalu dia menyahut pelan, "Mungkin bukan karena Guru Negara yang bergerak, tapi karena ada ahli lain yang datang dan ahli ini lebih kuat dari Guru Negara!"

 

Setelah kata-kata tersebut diucapkan, semua orang tercengang.

 

"Nggak... nggak mungkin."

 

Galeno menyahut dengan tidak percaya, "

 

Bagaimana mungkin ada begitu banyak orang di belakang Saka? Selain itu ... Ahli Bela Diri Agung juga nggak mungkin bergerak! Guru Negara sudah nggak terkalahkan di dunia. Di Kota Sentana, selain Yang Mulia, siapa lagi yang lebih kuat darinya?

 

Siapa lagi?"

 

"Benar..."

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2660 Membakar Langit ~ Bab 2660 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 13, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.