Bab 102
Wajah Suzie langsung memucat dan
amarah terpancar di matanya.
"Randy! Mimpi! Sekalipun aku
mati, aku nggak akan mengampuni kalian sekumpulan sampah ini!"
Setelah itu, Suzie menjatuhkan
seseorang di tempat dan berlari ke belakang pintu.
Randy menjilat lidahnya dan berkata.
"Haha! Apa kamu kira bisa keluar
dari Gunung Warden?
Naif sekali! Kejar! Siapa pun yang
bisa menangkap Suzie lebih dulu bisa mendapatkan giliran pertama untuk
menikmati wanita ini dan akan diberikan tambahan 1 miliar!"
Godaan wanita cantik dan uang
langsung membuat sekelompok orang bergegas maju dengan liar.
Randy mencibir.
"Seharusnya saat ini bocah
bernama Deon itu sudah ditangani, 'kan? Telepon dan tanyakan!"
Akan tetapi, para Master Bela Diri
dari Keluarga Saputra tidak menjawab.
Randy terkejut. "Apa yang sedang
dilakukan para idiot ini? Sekarang pun nggak bisa ditelepon!"
Randy memutuskan untuk mengutus satu
orang untuk melihat apa yang terjadi terlebih dahulu, tetapi dia tidak akan
pernah mengira sekelompok orang di sana telah dimusnahkan.
Pada saat yang sama.
Di luar pintu, Suzie menginjak sepatu
hak tinggi dan buru -buru berlari menyusuri koridor yang langsung disusul oleh
sekelompok pria tunawisma gila.
Dia menempel ke dinding, mencoba
merobek pakaian tipis Suzie terlebih dahulu.
"Aku duluan! Aku harus
duluan!"
"Omong kosong! Akulah yang
menangkapnya dulu!"
Lubang hidung Suzie dipenuhi dengan
bau busuk para pria kasar ini, membuatnya menahan napas dengan jijik saat dia
merasakan celananya dibuka sedikit demi sedikit.
"Enyahlah! Jangan sentuh aku,
menjijikkan!"
Kata Suzie dengan marah.
Akan tetapi, teriakan menyedihkan ini
malah membangkitkan minat para tunawisma dan mereka tertawa dengan cabul.
"Teruslah berteriak! Semakin
kamu berteriak, kami akan semakin bersemangat! Pada saat itu, semakin besar
kekuatan yang akan kami gunakan padamu!"
"Kamu nggak bisa melarikan diri.
Sekarang simpanlah tenagamu supaya kita bisa melakukan adegan yang kita
kumpulkan dari menonton film biru dengan sebaik-baiknya, hehe!"
Suzie yang dikelilingi oleh pria
jahat tiba-tiba merasakan keputusasaan dan ketidakberdayaan yang mendalam.
Seperti anak domba tak berdaya yang
menunggu untuk digigit oleh sekawanan serigala.
Akan tetapi dalam sekejap.
Bayangan hitam langsung mendarat dari
langit.
Para pria dewasa itu langsung
berlutut, tubuh bagian bawah mereka berlumuran darah dan mengeluarkan teriakan
yang menyayat hati.
Deon muncul dengan wajah tegas dan
berkata.
"Benda pria yang tumbuh di tubuh
kalian cuma merugikan orang lain! Aku akan menghilangkannya sendiri untuk
kalian!"
"Deon? Kamu?"
Saat Suzie melihat Deon, dia langsung
menangis bahagia dan tidak bisa menahan diri untuk melemparkan dirinya ke
pelukannya sambil menangis
Pada saat ini semua keluhan dan rasa
sakit telah dibalaskan.
Deon terkejut, merasakan aroma tubuh
Suzie menembus ke dalam hidungnya dan seolah sedang memeluk sebuah batu giok
yang mulus.
Deon juga bisa melihat sekilas blus
sutra hitam besar seksi dari seragam perawat yang dikenakan pihak lain.
Itu juga memberinya dorongan yang
tidak bisa dijelaskan.
"Bu Suzie, jangan menangis lagi.
Bukankah kamu ini baik -baik saja?"
Deon menghibur.
Dia hanya bisa menghela napas
perlahan, andai saja Luna memiliki sepersepuluh dari kelembutan Suzie.
Di antara keduanya, yang satu adalah
gunung es yang tidak pernah mencair, sementara yang lainnya adalah mawar yang
hangat dan cemerlang.
Tap, tap, tap!
Pada saat ini.
Randy memimpin anak buahnya dan raut
wajah mereka berubah drastis begitu melihat Deon.
"Kok kamu bisa di sini? Belum
mati?"
Deon tersenyum dan berkata.
"Maaf mengecewakanmu. 20 orang
yang kamu tinggalkan terlalu lemah. Mereka nggak cukup untukku melakukan
pemanasan!"
"Kamu membunuh mereka? 19 Master
Energi Luar dan Satu Master Energi Dalam?
Pupil mata Randy gemetar dan dia
berteriak dengan tidak percaya.
"Mustahil!"
"Benar-benar mustahil!"
Melihat keseluruhan sejarah Empat
Klan Bela Diri Terbesar, tidak ada orang yang bisa membunuh begitu banyak Master
Bela Diri sekaligus.
No comments: