Bab 244
Saat berjalan keluar dari rumah
sakit, Nathan berpapasan dengan Emilia dan keluarganya.
Nathan mendekati Emilia dan berkata
dengan nada datar, "Meski kondisi ibu dan adikmu sudah nggak bahaya lagi,
ada baiknya mereka dirawat selama beberapa hari lagi "
Tamara langsung berkata,
"Nathan, kami sudah baikan sekarang. Jangan coba-coba menipu kami untuk
menghabiskan uang di rumah sakit bobrok ini. Huh! Aku nggak mudah ditipu!"
Ken, yang kepalanya masih terbungkus
perban, juga ikut menimpali, "Benar. Nathan, jangan kira aku nggak tahu.
Kamu ingin kami tinggal di rumah sakit lebih lama agar kamu bisa mendapatkan
komisi yang lebih tinggi."
""Tampaknya kamu bisa
membeli mobil G-Class juga karena mengandalkan trik memalukan seperti
ini."
Wajah Nathan berubah dingin.
"Aku berbaik hati mengingatkan kalian, tapi sepertinya kalian nggak mau
dengar. Kalau begitu, terserah kalian saja!"
Pasangan ibu dan anak telah dipukul
sampai babak belur oleh Edward sebelumnya.
Sebagai seorang dokter, Nathan
berbaik hati menasihati mereka agar memulihkan luka terlebih dulu. Siapa
sangka, Keluarga Sebastian malah tidak menghargainya.
Tamara sangat bangga. "Nggak
perlu kamu berpura-pura mengkhawatirkan kami di sini. Huh! Jujur saja, para
master dari keluarga utama di Naroa kami sudah sampai di Beluno."
"Nggak butuh waktu lama,
Keluarga Sebastian pasti akan membalas perbuatan Edward si bajingan itu."
"Nathan, Keluarga Sebastian
punya master yang melindungi kami. Meski Edward menjadi kepala keluarga, dia
juga nggak bisa melakukan apa pun pada kami," ucap Ken sambil tersenyum
licik.
"Tapi kamu mungkin akan mendapat
masalah. Setelah Edward si pendendam itu menjadi kepala keluarga, orang pertama
yang akan dia beri pelajaran sudah pasti kamu."
Nathan berkata dengan nada datar,
"Sudah kubilang, Keluarga Sebastian di Naroa masih belum bisa menandingi
Keluarga Halim. Kalian sudah senang terlalu cepat!"
Tamara dan putranya langsung
menyeringai. "Kamu iri dengan kemampuan keluarga orang lain, 'kan? Nathan,
apa kamu pikir hanya kamu satu-satunya yang berkemampuan di dunia ini?"
"Nggak lama lagi, kamu akan
menyaksikan master keluarga utama kami yang begitu kuat dan nggak
terkalahkan!"
Jarang jarang Emilia memperlihatkan
senyum seperti sekarang ini. Dia pun berinisiatif mengajak. "Nathan, ayo
ikut kami ke kediaman Halim."
"Sebagian besar dendammu dengan
Edward itu gara-gara aku. Kali ini, aku akan menyelesaikan semuanya
sekaligus."
Nathan tersenyum dan berkata,
"Jangan-jangan kamu juga percaya begitu saja dengan master keluarga utama
kalian yang katanya bisa menekan Keluarga Halim itu?"
"Aku bukannya percaya begitu
saja, tapi master yang diutus dari keluarga utama kami memang bukan orang
biasa," ucap Emilia dengan serius.
"Nathan, alih-alih melawan
master Keluarga Halim sendirian, bukankah lebih baik kamu bekerja sama dengan
master keluarga utama kami? Mereka tentunya lebih bisa diandalkan."
Nathan langsung menolak. "Maaf,
aku nggak percaya dengan master keluarga utama kalian."
Selain itu, dia juga tidak butuh.
Jangankan Edward telah menduduki
posisi kepala Keluarga Halim, sekalipun dia duduk di singgasana kepala keluarga
kaya, Nathan juga masih bisa menyingkirkannya.
Tengah harinya.
Regina datang ke Rumah Sakit Perdana,
lalu berangkat ke kediaman Halim bersaına Nathan dan Tiara
"Kali ini, Edward bekerja keras
mengundang banyak orang terkenal dari Beluno," ucap Regina sambil terus
menyetir.
Tiara melengkungkan bibirnya dan
berkata, "Dia melakukan semua ini jelas untuk pamer. Dia ingin semua orang
di Beluno tahu dia sudah menjadi kepala Keluarga Halim."
"Dokter Nathan, saat tiba di
kediaman Halim nanti, Edward mungkin akan mengambil kesempatan untuk
menyerangmu. Sebaiknya kamu hati-hati," kata Regina.
Nathan berkata dengan acuh,
"Jangankan Edward, aku bahkan nggak takut dengan ayahnya. Kalau dia berani
macam-macam, aku akan membuatnya kehilangan posisi kepala keluarga!"
"Keluarga Halim masih punya
beberapa master. Meski Emir sudah dilumpuhkan olehmu, Nathan, kita juga nggak boleh
lengah!" ucap Tiara mengingatkan.
Sepuluh menit kemudian, ketiganya
sudah sampai di kediaman Halim.
Dari dalam mobil, Nathan sudah bisa
melihat kerumunan orang berdesakan di gerbang kediaman Halim. Ada yang menabuh
gong dan genderang. Suasananya sangat meriah.
No comments: