Bab 236
"Tuan Nathan, apa benar nyawa
Thomas hanya tersisa tiga hari saja?" tanya Bima. Dia sangat terkejut.
Nathan berkata dengan nada datar,
"Mungkin nggak akan bertahan sampai tiga hari. Kepala Keluarga Halim ini
sudah sakit parah. Apalagi, racunnya sudah menembus ke dalam tulangnya."
"Sayangnya, dia keras kepala dan
nggak mau dengar nasihatku. Kalau bukan mengandalkan fisik kekuatan Guru Besar,
dia pasti sudah ambruk."
Bima berkata dengan penuh emosi,
"Bisa dikatakan, Bima juga termasuk sosok yang cukup berkarakter sewaktu
muda dulu. Di antara keluarga bangsawan Beluno, dia yang paling berkuasa dan
berani."
"Siapa sangka tubuhnya akan
hancur karena sakit."
Nathan mencibir dan berkata,
"Dia memang punya penyakit tersembunyi dalam tubuhnya."
"Tapi seperti yang aku bilang
barusan, penyebab kondisinya memburuk itu karena mengonsumsi racun."
Bima mengerutkan kening dan berkata,
"Ada master bela diri yang mengikuti Thomas setiap saat. Jadi, siapa yang
bisa meracuninya?"
Nathan menggelengkan kepalanya dan
berkata, "Siapa yang tahu?"
"Tapi nggak ada yang mustahil di
dunia ini. Meski orang luar nggak bisa meracuninya, nggak berarti orang
terdekatnya nggak bisa melakukannya."
"Thomas dilindungi oleh para
master, tapi kalau orang yang meracuninya adalah salah satu dari mereka,
seberapa kuat pun dirinya, juga nggak akan bisa menghindari hal itu."
Bima berkata dengan nada bercanda,
"Kalau dugaan Tuan Nathan benar, sepertinya Keluarga Halim bukan hanya
menghadapi masalah eksternal, tapi juga masalah internal. Ada orang yang nggak
sabar untuk mengambil nyawa Thomas!"
Nathan menguap dan berkata dengan
bosan, "Masalah itu nggak ada hubungannya dengan kita."
"Bima, kenapa kamu menyuruhku
datang ke sini?"
Bima melambaikan tangannya dan
meminta para eksekutif untuk meninggalkan mereka berdua.
Setelah itu, dia baru berkata,
"Tuan Nathan, Arjun dari Gluton tengah menghadapi masalah besar."
"Dia sudah berulang kali minta
bantuanku. Pria ini bisa kita andalkan. Bagaimana kalau kita membantunya?"
Nathan mengangguk dan berkata,
"Arjun memang layak untuk kita latih, tapi mengapa dia nggak beri tahu hal
ini padaku langsung?"
"Mana mungkin dia berani
menyusahkanmu, Tuan Nathan? Sejak melihatmu menangani Waldi dengan sangat rapi
terakhir kali, dia sudah takut setengah mati padamu," ucap Bima sambil tersenyum
pahit.
Nathan tertawa. "Aku nggak
seseram itu. Katakanlah, masalah besar apa yang dihadapi Arjun?"
Bima berkata dengan serius,
"Julian dari Sekte Pirata bisa memasuki wilayah Beluno karena diundang
oleh Simon, penguasa Sirion."
"Kali ini, Julian berambisi kuat
dan bergabung dengan Simon. Mereka berniat untuk menyatukan dunia bawah tanah
Beluno."
Nathan mengangkat alisnya dan
berkata, "Jadi, dengan adanya dukungan dari Julian, generasi penerus Sekte
Pirata yang baru saja bergabung dengan Sirion, mereka langsung mengincar
Arjun?"
"Benar. Saat Waldi dari Hessen
masih ada, kekuatan bawah tanah di Beluno pada dasarnya seimbang. Jangan harap
ada yang bisa menguasai wilayah lain," kata Bima.
"Tapi setelah Hessen dihancurkan
olehmu, keseimbangan ini juga ikut hancur."
"Simon memimpin dan tiba-tiba
menyerang Gluton. Arjun perlahan dikalahkan perlahan dan sepertinya nggak bisa
bertahan lagi."
Nathan berpikir sejenak dan berkata,
"Aku bisa membantunya, tapi hanya sekali."
Bima tersenyum dan berkata,
"Sekali sudah cukup! Asalkan kamu membantunya, Arjun pasti akan bangkit
kembali!"
Tak lama kemudian, sosok Nathan telah
muncul di Gluton.
Arjun yang tak kuasa menyembunyikan
kegembiraan langsung pergi menyambut kedatangan Nathan secara pribadi dan
dengan hormat mengundang Nathan ke markas besar Gluton.
"Tuan Nathan, saya nggak nyangka
Anda akan datang."
Arjun masih tidak percaya akan
kedatangan Nathan.
Nathan tersenyum dan berkata,
"Kak Arjun, kita juga termasuk kenalan lama. Jadi, kamu nggak perlu segan.
No comments: