Bangkit dari Luka ~ Bab 721

Bab 721

 

Nindi menyaksikan ekspresi kepuasan di mata Sania, wajahnya penuh dengan kebanggaan seolah-olah sedang berada di atas awan.

 

Dengan sengaja, Nindi memasang ekspresi serius dan memperlihatkan ketidaksenangan.

 

Sania yang melihatnya seperti itu kian bahagia. " Kak Nindi, kita 'kan keluarga. Kalau kamu bersedia balik buat bantu keluarga, aku pasti bakal bujuk Kak Darren buat bantuin kamu. Aku rela kasih posisi ini ke kamu."

 

Terlepas dari apa pun, pada saat itu, Lesmana Grup hanya akan menjadi sebuah cangkang kosong.

 

Meskipun Nindi kembali, dia hanya akan mendapati tumpukan utang, tanpa sedikit pun keuntungan.

 

Sania merasa sangat puas hanya dengan membayangkan apa yang akan terjadi kepada Nindi esok hari.

 

Nyonya Belinda dan Nyonya Martha turut hadir di sana, setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, keluarga Julian pasti akan mengetahui skandal Nindi.

 

Saat itu tiba, masihkah Cakra menginginkan Nindi yang sudah tak berguna ini?

 

Nindi dapat merasakan rencana licik di mata Sania, serta kebencian yang tidak dapat wanita itu sembunyikan.

 

Nindi tetap berakting, memasang ekspresi dingin dan berjalan menuju aula dengan penuh amarah.

 

Sekilas, dia melirik permen pernikahan dan piring buah-buahan yang tersusun rapi di atas meja, kemudian mendorongnya hingga terjatuh ke lantai.

 

Nando segera menghampirinya. "Nindi, kamu kenapa?"

 

"Nggak apa-apa, cuma kesal saja rumahku jadi berantakan banget," ujar Nindi.

 

Ekspresi ketidakpuasan tergambar jelas di wajah Nindi.

 

Saat itu, Sania muncul dengan wajah gembira. Dia lantas menatap Nindi dan berkata, "Kak Nindi, setelah pernikahanku selesai, aku janji bakal beresin lagi kok."

 

Nindi mendengus dingin tanpa menghiraukan perkataan Sania.

 

Sania melangkah gontai dengan sepatu hak tingginya, bersenandung kecil, dan beranjak pergi dari sana.

 

Melihat ekspresi penuh kemenangan di wajah Sania, Nando pun menasihati Nindi. "Nggak usah diambil hati. Sania cuma terlalu bahagia sama pernikahannya, makanya agak keterlaluan."

 

Nindi merendahkan suaranya. "Kamu sudah tanyain masalah itu ke Kak Darren? Dia bilang apa?"

 

Nando menggelengkan kepalanya. "Kayaknya dia tahu deh kamu yang tanya, makanya nggak mau kasih tahu."

 

Meskipun Nindi pernah berujar bahwa dia tidak mempermasalahkan hal itu, dan menduga bahwa Darren sedang berusaha membohonginya.

 

Namun, dia tetap ingin memastikan apakah Darren sungguh berbohong atau tidak.

 

Saat ini, setiap informasi sangat berarti baginya.

 

Nando berbicara pelan. "Nindi, kamu dapat petunjuk, ya? Aku juga mau tahu, apa ada alasan lain di balik kematian Ayah dan Ibu waktu itu."

 

Nindi mendongakkan kepala dan bertukar pandang dengan Nando, tatapan matanya tampak suram.

 

Dia menatap cukup lama, sebelum akhirnya menunjukkan ekspresi mengejek. "Pasti ada alasan lain. Kalau nggak, buat apa aku dan Kak Darren repot -repot menyelidikinya, 'kan?"

 

"Tapi, kamu pasti sudah nemu sesuatu yang lain, ' kan?" tanya Nando.

 

Sekembalinya, Nando menangkap situasi yang terjadi kepada Nindi melalui percakapannya dengan Leo dan Darren.

 

Bagaimanapun juga, dia telah menyaksikan Nindi tumbuh dewasa dan mengenal kepribadian adik perempuannya itu.

 

Sekalipun Nindi saat ini menaruh dendam terhadap keluarga Lesmana, tetapi terkait peristiwa kecelakaan orang tua mereka, dia tidak akan berbohong, terlebih lagi menyelidikinya dengan sengaja.

 

Hal ini semata-mata menegaskan bahwa Nindi telah menemukan sebuah petunjuk.

 

Nindi menyunggingkan senyum dingin di sudut bibirnya. "Iya, tapi buat sekarang, aku nggak akan kasih tahu kalian dulu."

 

Setelah berhasil menangkap orang itu, dia akan memberitahukan kebenaran kepada para kakaknya di rumah.

 

Saat itu, semuanya pasti akan menjadi sangat menarik.

 

Nando tampak mulai gelisah. "Nindi, makin banyak orang, peluangnya juga masih besar, 'kan. Aku juga mau bantu."

 

"Kamu saja nggak bisa tahu informasi dari Kak Darren, bisa bantu apa coba?" ucap Nindi.

 

Tatapan Nindi menyiratkan sindiran tajam, tanpa memberikan Nando ruang untuk menjaga kehormatannya.

 

Nando merenung sejenak. "Kalau aku dapat informasi dari Kak Darren, kita tukeran informasi, gimana?"

 

"Lihat dulu deh, informasi apa yang Kak Darren dapat," jawab Nindi.

 

Nindi tidak langsung menyetujuinya, dia lantas berdiri dan beranjak dari sana.

 

Nando menatap sosok Nindi dari belakang dengan sedikit kecewa. Nindi yang sekarang jauh lebih dewasa dibandingkan dengan sebelumnya.

 

Nando bergumam dengan lesu. "Kenapa keluarga Lesmana bisa jadi begini, sih?"

 

Dia sungguh tidak mengerti.

 

Mungkinkah sebuah keluarga tidak bisa hidup rukun?

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 721 Bangkit dari Luka ~ Bab 721 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 02, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.