Bangkit dari Luka ~ Bab 735

Bab 735

 

Witan tampak tak percaya, seolah-olah dia mengira dirinya salah dengar.

 

Sania menoleh dan menatap Witan dengan sorot mata angkuh dan jijik. "Apa maksudnya semua orang diperlakukan adil? Pada akhirnya aku tetap dipaksa menikah sama orang cacat seperti kamu!"

 

Begitu mendengar kata orang cacat, Witan benar -benar hancur.

 

Dia berteriak histeris ke arah Sania, "Kamu berani bilang aku cacat, beraninya kamu!"

 

Kalau orang lain yang bilang, dia mungkin masih bisa terima. Namun, dia sama sekali tidak bisa menerima Sania mengatakan hal itu.

 

Bukankah beberapa hari yang lalu wanita itu bilang paling mencintainya?

 

Kenapa sekarang dia menatapnya dengan jijik seperti itu?

 

Nindi yang berada di samping melihatnya sambil mencibir sinis, "Kak Witan, kamu ini bodoh ya? Dari awal sampai akhir, Sania itu cuma memanfaatkanmu. Kalau saja bukan karena keributan di pesta keluarga Ciptadi waktu itu, dan Sania diputuskan oleh Yanuar, bagaimana mungkin dia dengan mudahnya setuju untuk bersamamu?"

 

Sejak awal, Sania menyukai orang kaya, bukan Witan yang tidak berguna ini.

 

"Diam kamu!"

 

Mata Witan memerah, kemudian dia menatap tajam Sania. "Kamu bilang begini karena kesal dengan Nindi, ya? Makanya kamu bicara sembarangan?"

 

Sania memandang Witan dengan dingin. "Nggak. Video itu asli."

 

Witan yang putus asa langsung menerjang dan mencekik leher Sania. "Kenapa kamu begitu murahan? Jelas-jelas aku memperlakukanmu seperti seorang putri, tapi kamu malah dengan sukarela merendahkan diri, bahkan dengan kakek-kakek seperti itu?"

 

Sania menendang kaki palsu Witan sampai terlepas, membuat Witan langsung jatuh terjerembab ke rumput.

 

Sania mengusap lehernya. "Kamu itu nggak punya apa-apa. Pakai bicara memperlakukanku seperti putri, kamu bahkan nggak bisa menghidupi dirimu sendiri. Kamu ini banyak omong!"

 

Sekarang dia juga tidak ingin terus menahan diri.

 

Bicara soal melindunginya, mengganti kerugiannya, pada akhirnya hanya sekadar basa-basi.

 

Darren merasa sedikit tidak senang saat melihat Sania beriar-benar bertindak kasar. "Sania, bagaimana mungkin kamu melakukan ini? Witan sangat baik padamu, sejak kecil keluarga ini juga paling baik padamu!"

 

Dia sama sekali tidak merasa bersalah pada Sania.

 

"Bukankah ini memang yang seharusnya kalian lakukan?"

 

Sania menatap Darren dengan percaya diri. "Lagi pula, kalian yang mengadopsi aku dan bilang akan memperlakukanku seperti adik kandung sendiri. Sudah seharusnya kalian bersikap baik padaku."

 

Kalimat ini justru membuat Darren terdiam untuk waktu yang lama.

 

Darren sepertinya sedikit tidak percaya bahwa kata-kata itu keluar dari mulut Sania. Bukankah Sania selama ini selalu patuh dan berhati-hati?

 

Dia mengira Sania hanya sedikit materialistis, tapi dia tidak menyangka inilah wajah asli Sania.

 

Nando dengan marah berkata, "Apa maksudmu bilang kalau sudah seharusnya kami memperlakukanmu dengan baik? Bukankah kami sudah sangat baik kepadamu, tapi lihatlah apa yang sudah kamu lakukan? Kamu dengan licik menjebak Nindi, membuatnya pergi dari rumah dan memutuskan hubungan dengan keluarga!"

 

Sekarang akhirnya mereka bisa melihat sifat asli Sania. Nando harus membuka mata Darren tentang siapa Sania sebenarnya.

 

Namun, Sania menjawab dengan tenang. "Kalian sendiri yang mengusir Nindi, apa hubungannya denganku?"

 

Satu kalimat yang mematikan.

 

Ekspresi Nando berubah-ubah seperti lampu lalu lintas. "Sania, apa kamu nggak punya hati nurani?"

 

"Aku punya hati nurani. Jelas-jelas kalian merasa Nindi nggak tahu berterima kasih, nggak seperti dulu yang selalu mendengarkan kalian dan nggak melakukan apa yang kalian katakan, apa hubungannya denganku?"

 

Sania selama ini melihat semuanya dengan sangat jelas.

 

Dia juga memanfaatkan sikap para kakak di keluarga Lesmana terhadap Nindi, jadi setiap kali dia merencanakan sesuatu untuk Nindi selalu berhasil dan tidak pernah gagal.

 

Jelas-jelas para kakak di keluarga Lesmana yang tidak cukup menyayangi Nindi. Apa urusannya dengan dirinya?

 

Nando sangat marah hingga tidak bisa berdiri dengan tegak, benarkah begitu?

 

Sebenarnya Sania yang selalu memanas-manasi mereka, sehingga kesan mereka terhadap Nindi makin buruk.

 

Sania menatap Nindi dengan kesal. "Jelas-jelas Nindi yang merusak pesta pernikahan tadi, kenapa kalian cari masalah denganku?"

 

Hari ini adalah pesta yang sudah lama dia nantikan, tapi pada akhirnya dihancurkan oleh Nindi.

 

Setelah video ini tersebar, bagaimana dia akan menghadapi orang lain di masa depan?

 

Nindi yang sejak tadi cuma menonton drama menarik ini, tersenyum sinis. "Kenapa aku harus biarin kamu hidup enak setelah ayahmu membunuh orang tuaku?"

 

Dia merapikan pakaian hitam yang dikenakannya." Sudah bagus aku nggak mengirimkan karangan bunga belasungkawa padamu."

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 735 Bangkit dari Luka ~ Bab 735 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.