Bab 2616
Wimar menekan amarahnya dan perlahan
berkata, " Sepertinya langit telah melakukan kesalahan yaitu menciptakan
ketidakadilan di dunia ini."
Setelah itu, dia melangkah maju dan
mencabut tombak panjangnya lalu melanjutkan, "Aku akan membuat dunia ini
kembali adil."
Melihat Wimar berjalan mendekat dan
merasakan tajamnya aura tombak yang seperti menembus tulang, Jack perlahan
menggenggam gagang pedangnya.
Dia sudah kelelahan!
Sejak awal, dia bertarung dengan
menahan luka-lukanya. Tenaganya hampir habis dan hanya bertahan dengan
mengandalkan kekuatan dari Jalan Bela Diri yang telah dia buka.
Namun, tubuhnya sudah benar-benar
terkuras! Dengan luka dalam yang semakin parah, dia tak tahu berapa lama lagi
bisa bertahan. Sekarang, dia harus menghadapi Wimar yang baru saja keluar dari
pertapaannya dan berada dalam kondisi puncak!
Menatap lawannya, Jack menyeringai
sinis, " Bukankah kamu ingin bertarung denganku secara adil? Apa kamu
takut kalah?"
Ekspresi Wimar tetap dingin dan
mencibir, "Jangan coba-coba menanamkan iblis hati dalam diriku. Cepat atau
lambat, aku juga akan membuka Jalan Bela Diri!"
Begitu ucapannya selesai, tubuhnya
menghilang dari tempat semula. Dalam sekejap, dia sudah berada tepat di depan
Jack!
Tombak di tangannya terayun cepat dan
menusuk langsung ke arah jantung Jack!
Gerakan itu sederhana, tetapi
mematikan.
Wajah Jack mengeras. Alih-alih
mundur, dia justru melangkah maju. Dengan kedua bilah pedang patahnya, dia
menebas ke depan!
Serangan ini mengandung seluruh sisa
energi dan semangat juangnya!
Dia mengabaikan pertahanan dan
mempertaruhkan segalanya dalam satu tebasan!
Dia sudah mencapai batas. Tidak ada
waktu untuk pertempuran panjang.
Satu serangan untuk menentukan hidup
dan mati!
Pedangnya membentur tombak Wimar
dengan keras dan menciptakan getaran dahsyat hingga ruang di sekitar mereka
bergetar.
Bum!
Tanah di bawah kaki mereka retak dan
runtuh!
Namun, di saat itu, Wimar hanya
menatapnya dengan tatapan meremehkan dan berkata, "Sayang sekali, kamu
tetap saja terluka parah...'
Secepat kilat, dia mengayunkan
kakinya dan menendang perut Jack!
Bang!
Tubuh Jack terpental jauh akibat
hantaman itu!
Wimar tidak mengejarnya. Dia hanya
menancapkan tombaknya ke tanah, lalu menatap Jack dengan senyum dingin dan
berujar, "Kamu ingin menanamkan iblis hati dalam diriku, membuatku
berpikir aku lebih lemah darimu? Aku takkan memberimu kesempatan itu."
"Kamu hanya punya dua pilihan
yaitu menyerah atau bertarung lagi. Aku akan memberimu kesempatan sebanyak yang
kamu mau ... sampai kamu mati kehabisan tenaga!"
Penghinaan.
Permainan!
Para anggota Keluarga Syahrir yang
menyaksikan kejadian ini merasa puas.
Sebelumnya, mereka ditindas dengan
begitu kejam!
Jack perlahan bangkit dan menyeka
darah dari sudut bibirnya. Di telinganya, suara ejekan Wimar bercampur dengan
sorakan orang-orang.
Bisakah dia menang?
Tidak.
Jack melirik ke arah pertempuran
antara para master ilahi tingkat sembilan. Pertarungan itu begitu sengit, dan
leluhurnya sendiri sedang sibuk bertarung.
Tak ada yang bisa membantunya!
Di tengah tatapan penuh ejekan, Jack
berbisik pelan, "Saka, dasar berengsek... seharusnya aku nggak perlu
membelamu…”
Namun, setelah berpikir sejenak, dia
tersenyum dan bergumam, "Tapi kalau kamu ada di posisiku, kamu pasti akan
melakukan hal yang sama untukku."
Jack menyeret pedangnya dan berjalan
menuju Wimar.
Sisa energi sejatinya telah
benar-benar habis, tubuhnya hampir runtuh, dan luka-luka yang sebelumnya dia
paksa tahan mulai kembali memburuk.
Langkahnya melambat dan sesekali
tertatih.
Di belakangnya, jejak darah
tertinggal di tanah.
Para anggota Keluarga Syahrir yang
sebelumnya ketakutan kini tampak puas menatap tubuh Jack yang babak belur
dengan ekspresi kejam.
Tak seorang pun mencoba
menghentikannya.
Mereka bahkan memberi jalan,
membiarkannya langsung menghadapi Wimar.
Wimar berdiri tegak dengan tombak di
tangan. Tubuhnya ramping dan tinggi, auranya begitu mendominasi. Dia memandang
Jack yang perlahan mendekat dengan sorot mata penuh ejekan.
No comments: