Bab 2623
Saka terdiam.
Saat ini, ketika merasakan kekuatan
warisan Raja Ilahi yang meledak dalam tubuhnya, Wimar langsung merasa sangat
percaya diri di dalam hatinya.
Rintangan batin dalam dirinya yang
sebelumnya sudah membuatnya gila juga berhasil ditekan!
"Aku punya warisan Raja Ilahi
dan sangat dihargai oleh para ahli. Aku sama sekali nggak takut pada musuh yang
kuat!"
Wimar tiba-tiba mengangkat kepalanya
dan berbicara dengan nada serius.
Saka tersenyum seraya menyahut,
"Dalam keadaan normal, kamu mungkin mampu mengatasi rintangan batin dalam
dirimu, tapi sayang sekali.... musuhmu itu aku."
"Musuh kuat yang aku bicarakan
bukan kamu!"
Wimar mencibir, menatap Jack seraya
berkata dengan tegas, "Keunggulanmu sekarang itu nggak ada apa-apanya.
Cepat atau lambat, aku akan melampauimu!"
Lalu, Wimar menatap Saka seraya
berkata dengan nada dingin, "Kalau untukmu, berhati-hatilah di kehidupanmu
selanjutnya. Jangan mengganggu orang sepertiku yang sama sekali nggak akan bisa
kamu ganggu!"
Saka tertegun sejenak, lalu
menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Dia langsung melangkah maju tanpa
basa-basi
Hanya sebuah langkah ringan.
Tiga suara gemuruh langsung terdengar
dari tubuhnya pada saat yang bersamaan. Sebuah kekuatan dahsyat sontak menyapu
dalam sekejap, memenuhi setiap sudut tubuhnya.
Penerobosan Ketiga, Teknik Penerobos
Surgawi telah diaktifkan.
Melihat sosok Saka yang auranya telah
meningkat ke tingkat master ilahi tingkat tujuh, Wimar segera mencibir sambil
berkata, "Cuma ini modal kesombonganmu? Sayang sekali Teknik Penerobos
Surgawi itu agak sia-sia di tanganmu... "
Namun, saat ini Saka sudah
menghunuskan pedang setengah jadi. Tubuhnya langsung melesat maju dengan
kecepatan tinggi dan hanya menyisakan bayangan samar di udara.
Saat melihat kecepatannya, Wimar
mengangkat alisnya pelan, lalu mencibir sambil menggenggam tombaknya
Cahaya tombaknya seketika menyeruak
dan menusuk langsung ke arah Saka!
Tidak ada gerakan yang mewah atau
rumit, hanya ada kekuatan yang sangat mengerikan Tombak itu langsung melesat
dengan suara yang merobek udara.
Dang!
Begitu tombak dan pedang setengah
jadi saling bertabrakan, energi sejati yang kuat langsung melonjak.
Keduanya saling bersentuhan, kemudian
mundur secara bersamaan.
Kekuatan saling menolak yang besar
membuat telapak tangan Saka agak mati rasa. Dia menatap Wimar dengan sinis.
Umumnya, kecuali si cabul Shawn, tidak ada orang lain di tingkatan yang sama
yang bisa melawan Saka.
Tepat pada saat saling bertabrakan,
Saka menyadari bahwa pria tua di dalam tubuh Wimar sedang mengerahkan
tenaganya.
Ini adalah modal Wimar untuk menghina
yang tak terkalahkan di tingkatan yang sama...
Dia tersenyum seraya mengumpat,
"Sialan..."
Eh?
Aku merasa seperti sedang mengutuk
diriku sendiri?
Saat ini, Wimar tidak bergerak sama
sekali dan hanya menatap Saka dengan agak terkejut.
Wimar memiliki warisan Raja Ilahi di
tubuhnya. Saat menghadapi lawan dengan tingkatan yang sama, dia jarang bisa
menandingi mereka. Wimar biasanya akan langsung menghancurkan mereka! Saat ini,
Wimar agak terkejut ketika menyadari Saka ternyata mampu melawannya.
Namun, Wimar segera mengabaikannya.
Keberadaan warisan Raja Ilahi di tubuhnya jelas membuatnya merasa lebih unggul.
"Ini yang katanya nggak
terkalahkan pada tingkatan yang sama? Ternyata nggak sehebat itu," ejek
Wimar.
"Bocah ini agak nggak sopan.
Kamu ingin aku turut campur tangan?" tawa Leluhur Lavali secara tiba-tiba.
"Nggak perlu."
Saka tersenyum seraya menatap Wimar
dengan semangat juang di matanya dan menyahut, "Sudah lama aku nggak
bertemu dengan orang yang setingkat denganku yang bisa melawanku. Aku ingin
bertarung secara baik-baik!"
"Pak Wimar nggak
terkalahkan!"
"Pak Wimar, jangan menahan diri,
langsung bunuh saja dia!"
Adegan ini membuat semua anggota
keluarga Syahrir merasa gembira.
Saka selalu tidak terkalahkan di
tingkatan yang sama dan tidak ada seorang pun yang dapat melawannya. Fakta
bahwa Wimar bisa memperoleh sedikit keuntungan membuat mereka merasa lega!
Di tengah suara sorak sorai, Wimar
tampak bangga sambil menatap Saka dan berseru, "Kalau begitu, ayo kita
selesaikan dengan cepat!"
Tiba-tiba tubuh Wimar melesat keluar.
Pada saat berikutnya, dia sudah berada di samping Saka. Tubuh Wimar tiba-tiba
terbelah menjadi dua bagian dan membentuk segitiga yang mengepung Saka.
No comments: