Bab 2629
Kedua matanya menjadi makin merah!
Hari ini dia mengalami serangkaian pukulan dari Jack dan Saka, yang membuatnya
merasa malu dan marah. Sehingga menyebabkan keadaan pikirannya mengalami
perubahan ajaib dan tiba-tiba meledak pada saat ini!
Langsung menjadi gila!
Rasionalitasnya hampir menghilang.
Saat berikutnya, dirinya berubah menjadi seberkas cahaya tombak dan menyerang
ke arah Saka dengan kejam!
Kini suasana hatinya berubah dengan
cepat!
Napasnya berfluktuasi dengan hebat
dan ternyata dia membuat kekuatan tempurnya mencapai puncak dengan cepat!
Perubahan ini membuat semua orang
tercengang.
Apakah Wimar mengalami semacam
terobosan?
Serangan puncak Wimar kali ini
meninggalkan wilayah master ilahi dan Tiga Wujud Spiritual dan hanya
mengandalkan seluruh kultivasinya sepenuhnya!
Namun, pada saat ini Saka tiba-tiba
tersenyum dan bergumam, "Aku nggak menyangka bahwa kamu benar-benar
memiliki potensi untuk menerobos jalan seni bela diri, tapi aku nggak akan
membiarkannya terjadi!"
Setelah selesai berbicara, Saka berjalan
ke arahnya! Tiba tiba dia menebaskan pedangnya!
Di bawah tatapan semua orang, pedang
dan tombak itu saling beradu dengan hebat.
Suara ledakan!
Saat dua aliran energi sejati itu
saling meledak dengan dahsyat, di dalam tatapan semua orang yang tercengang,
mereka melihat sebuah retakan muncul pada tombak dan kemudian tombak itu
tiba-tiba meledak! Pada saat yang bersamaan, energi sejati pelindung tubuh
Wimar langsung hancur!
Duar!
Seluruh aura Wimar hancur hidup-hidup
dan dirinya terbang seperti layangan yang terputus dari talinya dan terjatuh ke
tanah.
Di sisi lain, Saka berdiri dengan
tenang. Sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bahkan dengan bantuan
Warisan Raja Ilahi sekalipun kamu juga bukan tandinganku. Tanpa Warisan Raja
Ilahi, kamu bukanlah apa-apa!"
Semua orang terkejut melihat situasi
ini.
Wimar dikalahkan begitu saja?
Wimar berdiri dengan susah payah,
tetapi dirinya tampak linglung. Tanda-tanda terobosan yang muncul tadi
menghilang dengan kekalahan ini
Dia kalah..
Bahkan setelah menggunakan segala
cara, dirinya tertekan dan gagal!
"Matilah..." ujar Saka.
Saka melangkah maju sambil membawa
pedangnya.
Kini Wimar seperti seekor domba yang
akan disembelih.
"Berhenti!"
Saat ini, terdengar teriakan marah
dari medan perang di seberang!
Dia Genta!
Saka tidak menyukai Genta, tetapi saat
ini adalah pertarungan untuk memusnahkan keluarga Syahrir, sehingga dia tidak
bisa duduk diam untuk menyaksikan kekalahannya!
Akan tetapi saat dia hendak campur
tangan tanpa mempedulikan konsekuensinya, sebuah tawa dingin terdengar dari
belakangnya.
"Sebaiknya kamu selamatkan
dirimu terlebih dahulu!"
Lalu, bayangan sembilan kuali besar
menekan ke arahnya!
Tiba-tiba Genta merasakan tekanan
yang luar biasa. Pembuluh darah di dahinya menonjol dan dirinya tidak berani
campur tangan lagi. Karena saat ini dirinya sedang merasakan ancaman kematian
yang sangat nyata!
Ketika dirinya campur tangan, Logan
akan menyerangnya dengan kejam!
Sedangkan pada saat ini Wimar sedang
menghadapi krisis hidup dan mati. Namun, dia tidak menyerah, dia bertekad dan
mencoba memobilisasikan sisa energi sejati di tubuhnya untuk bertarung sampai
mati!
Namun, pada saat ini tiba-tiba terdengar
suara teriakan yang keras. "Perintah kekaisaran telah tiba
Berhentilah!"
Setelah itu, dia melihat Ardion
membawa Adelia dan yang lainnya tiba di luar penghalang.
Dia memegang perintah kekaisaran di
tangannya!
Ketika melihat itu, semua orang merasa
seolah-olah telah diberikan amnesti.
Itu adalah perintah kekaisaran!
Siapa yang berani melanggar perintah
kekaisaran!
Tatapan mata Saka berkilat, seolah
dia tidak mendengarkannya dan pedangnya masih terus menebas!
Dia tidak ingin memaafkan siapa pun!
Setelah menebaskan pedangnya,
langsung menembus jantung Wimar!
Sosoknya jatuh ke tanah!
"Kurang ajar!"
Sepasang mata Ardion membelalak
ketika melihat situasi tersebut dan wajahnya penuh ketidakpercayaan. Lalu, dia
berteriak kepada Saka." Saka, perintah kekaisaran ada di sini, tapi kamu
masih nggak patuh!"
Saka berbalik dan menatap ke arah
pangeran pertama yang gemuk itu, lalu dia tersenyum sambil berkata, "Maaf,
aku nggak mendengarnya tadi."
Ardion marah hingga dadanya terasa
sesak. Wajahnya yang biasanya selalu tersenyum lembut kini merona merah karena
marah. Lalu, dia berkata dengan wajah yang penuh amarah, "Saka... kamu...
Saka menatapnya sambil tersenyum
sopan. "Apa isi perintah kekaisaran itu, Yang Mulia? Kamu bisa
mengatakannya sekarang, aku siap mendengarkanmu."
nb: Selamat Hari Raya Idul Adha
yang mau berbagi, boleh donasi ke Dana no 089653864821
Terima Kasih banyak
No comments: