Bab 2630
Suasana menjadi sunyi senyap.
Ardion memegang perintah kekaisaran
di tangannya dan menatap Saka dengan tajam.
Saka menatapnya sambil tersenyum.
Tidak ada seorang pun yang berani
berbicara.
Bahkan Genta dan Logan juga dengan
cepat mengakhiri pertarungan dan minggir ke samping.
Ekspresi Logan sedikit berubah. Dia
merasa gelisah dan hendak mengatakan sesuatu.
Genta segera mendatangi Wimar dan
mendapatkan bahwa dia memang sudah mati. Lalu, dengan mata merah dia menatap
Saka dengan galak. "Saka, berani sekali kamu menentang perintah Yang
Mulia! Bagaimana kamu menanggung hukuman ini?"
Setelah mendengar teriakan keras itu,
tenggorokan Logan sedikit tercekat dan dia menjadi makin gugup dan gelisah.
Di Negara Elang, tujuh keluarga besar
dikenal sebagai Tujuh Naga Penguasa. Namun, tujuh keluarga besar pada akhirnya
bertahan hidup di bawah kekuasaan kekuatan kekaisaran.
Tujuh keluarga besar dan kekuatan
kekaisaran saling bergantung, tetapi Kaisar yang selalu memegang kekuasaan.
Oleh karena itu, ketika tujuh keluarga besar memiliki pendapat yang berbeda
dengan kekuatan kekaisaran, pada akhirnya mereka harus mendengarkan apa kata
Kaisar.
Kekuasaan kekaisaran adalah yang
tertinggi.
Sedangkan kini Saka secara terbuka
menentang kekuatan kekaisaran...
Hal serupa pernah terjadi sebelumnya
dalam sejarah Negara Elang. Namun, pada akhirnya ... mereka yang memberontak
terhadap kekuatan kekaisaran telah tewas.
Sekalipun Saka memiliki dukungan dari
Guru Negara, dirinya masih terlalu gegabah dalam permasalahan ini.
Kini Ardion tetap terdiam, tetapi
ekspresi wajahnya sangat muram seolah-olah akan meledak.
"Yang Mulia "Logan mendesah
dalam hatinya dan hendak berbicara.
Namun, Saka memegang bahunya dan
berkata dengan tenang, "Aku yang membunuhnya. Masalah ini nggak ada
hubungan dengan keluarga Romli."
Logan agak terkejut.
Saka malah tidak berniat berdiskusi
dengannya. Dirinya menatap Ardion dengan tenang lalu berkata, "Wimar ingin
menantangku. Hidup dan mati ditentukan oleh takdir dan inilah aturannya.
Sekian.
"Sembarangan! Aturan nggak
berguna seperti apa yang lebih hebat dari perintah kekaisaran!" ujar
Genta.
Genta melangkah maju dan berteriak
dengan marah, "Aku rasa kamu memang nggak menghormati Yang Mulia. Secara
halus kamu sedang melakukan penipuan terhadap Kaisar dan secara kasar adalah
pengkhianatan!"
Lalu, dia menatap Ardion dan berkata,
"Dia memiliki dukungan dari Guru Negara dan telah berulang kali melanggar
kekuasaan kekaisaran. Jika kita nggak menghukumnya, di manakah letak harga diri
kekuasaan kekaisaran?"
"Aku mohon kepada Yang Mulia
untuk menghukum orang ini!" lanjutnya.
Seketika ekspresi Logan dan Jack
berubah.
Ini sudah melibatkan pertikaian
antara Guru Negara dan Kaisar. Setidaknya di permukaan, bagaimana mungkin
kekuasaan kekaisaran dapat ditekan oleh Guru Negara?
Dalam sekejap, berbagai tatapan
terjatuh pada Ardion dan sedang menunggu jawabannya.
Kini, ekspresi Ardion menjadi muram.
Dia menatap Saka dan perlahan berkata, "Jika kamu mengundang Guru Negara
ke sini, masalah ini akan berakhir."
Saka agak terkejut. Lalu, dia
menatapnya dengan ekspresi agak bingung dan menggelengkan kepalanya sambil
berkata, "Guru Negara nggak punya waktu untuk bertemu denganmu."
"Kini kamu telah menyinggung
kekuasaan kekaisaran secara terang-terangan, sehingga keluarga kerajaanku nggak
akan memaafkanmu. Tapi aku nggak bisa membiarkan negara asing menyaksikan adegan
ini, jadi dengan berat hati aku akan memaafkanmu kali ini,"
"Selama Guru Negara bersedia
menemui kami, nggak akan ada perang yang terjadi!"
Ardion berkata dengan pelan sambil
menatap wajah Saka dengan tatapan tajam. Dia tidak melewatkan satu pun perubahan
pada wajah Saka, seperti sedang memverifikasi sesuatu.
"Jika aku bilang nggak bisa, itu
berarti nggak bisa," jawab Saka.
Setelah itu, Saka tiba-tiba tersenyum
dan berkata, " Jika kamu benar-benar ingin bertemu dengannya, kamu bisa
membiarkan master ilahi tingkat delapan atau tingkat sembilan untuk bertarung
denganku, Guru Negara akan muncul saat itu."
Setelah berkata demikian, kini Saka
menatap Genta dan berkata, "Apa kamu ingin mencobanya?"
Kini semua orang terdiam setelah
mendengar perkataannya.
Wajah Genta tiba-tiba berubah dan
tanpa sadar dia mundur setengah langkah ke belakang.
Ancaman ini begitu dahsyat. Siapa
yang berani melawan Guru Negara?
Namun, pada saat ini Ardion tampaknya
telah meyakinkan beberapa dugaan dalam benaknya. Dia memandang Saka dan
langsung merasa lega, lalu sambil tersenyum dia berkata, "Ternyata seperti
itu, kalau begitu aku sudah mengerti... "
Kini tatapannya terhadap Saka tampak
sangat menarik.
No comments: