Bab 2631
Ternyata dugaan Ayahanda benar.
Itu akan sangat menarik.
"Yang Mulia Ardion,
bertindaklah!"
Di samping Ardion, Adelia tiba-tiba
berseru dengan nada dingin.
Apa hebatnya Saka tanpa Guru Negara?
Sekarang Ardion telah menjadi Putra Mahkota dan memegang kekuasaan kerajaan,
siapa yang masih berani melindungi Saka?
Kota Sentana ini adalah milik mereka!
Namun, saat ini, Ardion malah
menggelengkan kepala, lalu dia tersenyum dan berkata, "Dia punya dukungan
dari Guru Negara. Jika dia merasa memiliki hak untuk bersikap sombong, maka
biarkan dia bersikap sombong."
Adelia agak tertegun.
Saat ini, Genta langsung cemas dan
hendak mengatakan sesuatu.
Sementara itu, Ardion memegang
perintah kekaisaran dan menatap ke arah Saka, lalu dia berkata, "Isi dari
perintah kekaisaran ini adalah Ayahanda memintamu untuk meminta maaf kepada
keluarga Syahrir dan menghentikan perang agar nggak menyia-nyiakan kekuatan
nasional Negara Elang. Tampaknya kamu nggak setuju."
Lalu, dia menatap Logan dan bertanya,
"Kalau begitu, apa keluarga Romli bersedia mundur?"
Logan terdiam sejenak. Lalu, dia
tiba-tiba menggertakkan gigi dan menjawab, "Asalkan Yang Mulia Kaisar
nggak meminta pertanggungjawaban Saka, keluarga Romli bersedia mundur. Kalau
nggak, keluarga Romli terpaksa ... "
Adelia sangat marah dan berkata,
"Apa kamu pikir kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan karena ada
dukungan dari Guru Negara? Biar kuberi tahu kamu, sekarang..."
Ardion malah menghentikan Adelia,
lalu berkata sambil tersenyum, "Biarkan dia tampil."
Saat ini, Logan mengerutkan kening,
lalu berkata dengan nada serius, "Mohon Yang Mulia memberikan
keringanan."
"Sepertinya kamu lebih setia
pada Guru Negara ucap Ardion sambil menunjukkan senyum tidak setuju.
Logan tetap diam.
"Ya sudahlah," ucap Ardion
tiba-tiba dengan nada tenang. "Pergilah kalian."
"Apa kamu setuju?" tanya
Logan.
"Aku menyuruh kalian untuk
pergi!" seru Ardion sambil menatapnya dengan ekspresi dingin.
Saat ini, Logan terdiam sejenak. Dia
menghela napas ringan, lalu terpaksa mengangkat tangannya dan melambaikannya,
dia menyingkirkan penghalang dan Buku Emas Kitab Giok di udara juga jatuh ke
tangannya.
Lalu, dia memberi hormat kepada
Ardion dan berkata dengan ekspresi rumit, "Keluarga Romli nggak punya niat
untuk nggak menghormati Yang Mulia Kaisar! Nanti aku akan menemui Yang Mulia
Kaisar untuk meminta maaf secara langsung!"
"Ayo pergi!" seru Logan.
Selesai bicara, dia membawa Jack
pergi.
Saka juga tahu bahwa dia tidak punya
jalan keluar, tetapi kekuatan kekaisaran juga tidak punya jalan keluar. Hasil
saat ini sudah bagus, jadi dia hanya bisa menyerah.
"Saka, masalah ini belum
selesai!"
Saat ini, Genta berseru sambil
menggertakkan giginya.
Saka meliriknya, lalu tiba-tiba
mengangkat tangannya, mengambil jasad Wimar dan memasukkannya ke dalam tas
penyimpanan.
Seketika, Genta membelalak dan
berseru, "Kamu!"
Sementara itu, Saka memarahinya,
"Kamu apanya! Ini adalah jasad seorang master ilahi tingkat tujuh, sangat
berharga. Apa kamu akan mengkremasinya? Sungguh pemborosan. Kita harus
mengambil jasadnya yang berharga, sehingga dia dapat terus mengerahkan sisa
energinya dan mengabdi pada negara!"
Setelah itu, dia menatap Ardion
sambil tersenyum dan berkata, "Yang Mulia Ardion, sampai jumpa
nanti."
Selesai bicara, dia berbalik dan
pergi.
Di belakangnya, semua orang keluarga
Syahrir menatap punggungnya sambil menggertakkan gigi, mereka merasa tidak
rela.
Keluarga Syahrir dipermalukan, bahkan
jasad Wimar juga dibawa pergi. Ini sungguh sebuah penghinaan!
Genta sangat marah hingga
menggertakkan gigi dan mengepalkan tinjunya. Dia sangat ingin menyerang, tetapi
memikirkan ada Guru Negara di balik Saka, wajahnya menjadi pucat dan tatapannya
menunjukkan keputusasaan.
Guru Negara menguasai Kota Sentana
dan diakui sebagai yang tak terkalahkan oleh seluruh dunia, bagaimana mungkin
dia berani menyerang?
Tiba-tiba, Genta menatap Ardion, lalu
bertanya dengan nada sedih, "Yang Mulia Ardion, dia telah menyinggung
kekuatan kekaisaran. Apa kamu akan melihatnya pergi begitu saja? Kamu nggak
akan membela karni?"
No comments: