Bab 2633
Melihat ekspresi serius Saka, Logan
tiba-tiba menggelengkan kepala dan berkata, "Ya sudahlah. Masalahnya sudah
menjadi seperti ini, aku hanya bisa mengikuti kalian sampai akhir... "
Sambil berbicara, dia berbalik dan
pergi.
Saka menatap Jack dan berkata,
"Dapatkan sebanyak mungkin kekuatan yang kamu bisa dalam waktu dekat.
Awasi leluhurmu dan katakan padanya untuk nggak menahan diri."
Jack agak tertegun, lalu dia
bertanya, "Apa perlu begitu? Bukankah ini terlalu terburu-buru?"
"Kita harus bergegas!"
balas Saka.
Saka menatapnya dan menambahkan,
"Makin ganas kita menyerang, makin menunjukkan bahwa kita percaya diri.
Memaksa mereka untuk nggak mengambil tindakan, seolah-olah Guru Negara siap
untuk mendukung kita kapan saja."
"Apa maksudmu dengan
seolah-olah? Guru Negara pasti akan mendukung kita ..." ujar Jack. Namun,
berbicara sampai di sini, Jack tiba-tiba tertegun, dia menatap Saka dengan
heran dan bertanya, "Tunggu sebentar... Apa Guru Negara nggak akan
mengambil tindakan?"
"Bukan nggak akan
bertindak," jawab Saka sambil menggelengkan kepala, lalu dia melanjutkan,
"Guru Negara sama sekali nggak ada di Kota Sentana."
Keheningan melanda di ruangan itu.
Jack membuka mulutnya dan kehilangan
kata-kata, dia hanya bisa menatap Saka dengan tercengang.
"Guru Negara sudah pergi
beberapa hari," kata Saka.
Saka menambahkan dengan perlahan,
"Kalau nggak, aku nggak akan memberikan muka pada Ardion barusan. Aku akan
menghancurkan keluarga Syahrir sekaligus."
Wajah Jack menjadi pucat. Kali ini
bukan karena lukanya, tetapi murni karena terkejut.
"Kamu sedang bermain api...
" gumam Jack.
"Aku memang suka bermain
api," sahut Saka sambil tersenyum.
"Jika Kaisar benar-benar ingin
melawan kita mati-matian, maka tamatlah riwayat kita!"
Jack berseru dengan ekspresi muram,
tetapi dia tiba-tiba merendahkan suaranya, merasa sangat gugup dan takut.
Tadi, jika Genta benar-benar tidak
bisa menahan diri dan menyerang Saka, maka semuanya akan terungkap!
Ternyata nyawa dirinya dan yang
lainnya berada di ujung tanduk tadi!
Namun, berbicara sampai di sini, dia
menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Saka dengan ekspresi muram dan
bertanya, "Kapan Guru Negara kembali?
"Nggak tahu," jawab Saka.
"Sialan..." ucap Jack makin
putus asa. Lalu, dia bertanya lagi, "Kalau nggak, kamu ikutlah denganku
untuk melarikan diri lebih dulu? Kita pergi ke Dunia Roh."
Saka malah menatapnya dan berkata,
"Sebenarnya, masih ada cara lain."
"Apa?" tanya Jack.
"Memanggil orang!" balas
Saka.
Jack terdiam sambil menatapnya.
Setelah tertegun sejenak, dia bertanya dengan ragu, "Sebenarnya, sudah
lama aku ingin bertanya. Apa masih ada ahli di belakangmu?"
Bagaimanapun, tingkat kultivasi Saka
tentu tidak muncul begitu saja, dia pasti memiliki guru yang sangat kuat!
Saka mengangguk dan menjawab,
"Ada."
"Kamu memintanya untuk
datang?" tanya Jack segera.
Saka berpikir sejenak, lalu
menggelengkan kepala dan menjawab, "Mereka nggak layak."
Lalu, dia memikirkannya dengan
saksama, lalu mengangguk dengan makin yakin dan bergumam, " Ya, mereka
nggak layak!"
Jack terdiam dan menatapnya dengan
ekspresi tertegun. "Apa kamu akan mati kalau nggak berpura -pura sombong?
Kita sedang menghadapi Kaisar ..." kata Jack.
"Aku tahu. Tapi, sulit bagiku
untuk menjelaskannya padamu. Sudahlah, kamu akan mengetahuinya nanti,"
ucap Saka.
Saka menambahkan, "Kamu
istirahat dulu, aku akan pergi memanggil orang!"
Selesai berbicara, dia memeriksa
luka-luka Jack. Setelah Jack perlahan-lahan pulih di bawah pengaruh pil obat,
dia kembali ke ruangan yang tenang dengan pikiran tenang.
Dia merasa agak muram saat memikirkan
Bu Wendy.
Sudah lama tidak bertemu dengan Bu
Wendy.
Namun, memanggil Bu Wendy ke sini
demi seorang Kaisar?
Bu Wendy dapat menghidupkan orang
yang sudah mati. Kemampuannya sudah sangat luar biasa, seorang Kaisar tidak
akan mampu untuk membuatnya datang.
Memanggil orang, Saka punya kandidat
lain.
No comments: