Membakar Langit ~ Bab 2646

Bab 2646

 

Pada saat itu, berita telah sampai ke Kediaman Guru Kaisar.

 

"Ardion benar-benar licik. Dia memanfaatkan kesempatan ini agar kamu memberikan dukungan kepadanya. Begitu kamu turun tangan, maka posisinya sebagai Putra Mahkota akan benar-benar kokoh..."

 

Di dalam sebuah ruang studi yang bernuansa klasik, seorang pemuda mengerutkan kening sambil berbicara.

 

Dialah Andios, seseorang yang dulu memiliki hubungan cukup baik dengan Saka.

 

Saat ini, dia sedang duduk di depan sebuah papan catur, sementara di seberangnya terdapat seorang pria tua berwajah tirus, yang mengenakan pakaian sederhana, tampak seperti seorang kakek biasa yang gemar bermain catur

 

Namun, pria tua itu bukan orang sembarangan, dialah Guru Kaisar Negara Elang!

 

"Memberikan dukungan padanya? Kita bicarakan lagi setelah dia benar-benar menjadi Kaisar," ujar Guru Kaisar dengan sikap acuh tak acuh.

 

Dia memegang bidak catur hitam di tangannya, tetapi tatapannya tetap fokus pada papan catur dan tampak sedikit ragu dalam mengambil langkah Seolah-olah, tak peduli seberapa besar keributan yang dibuat oleh Saka, hal itu tetap tidak lebih penting dibandingkan permainan catur di hadapannya.

 

"Guru! Saka bukanlah pemberontak! Dia murni dipaksa oleh para bangsawan itu!" kata Andios dengan nada sedikit cemas.

 

Guru Kaisar masih tetap menatap papan catur dan dengan santai bertanya, "Apa tujuan utama Sekte Sulos?"

 

Andios terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela napas. "Mendukung naga," jawab Andios.

 

"Siapa yang disebut naga?"

 

"Kaisar."

 

"Lalu, siapa Saka?"

 

"Seorang rakyat jelata."

 

"Masih ada pertanyaan lain?" ujar Guru Kaisar sambil menatapnya.

 

Andios terdiam sepenuhnya. Sekte Sulos hanya memiliki satu misi yaitu memastikan bahwa kekuasaan Kaisar tetap utuh.

 

Inilah alasan mengapa, meskipun Saka memiliki hubungan baik dengan Dahlia, Guru Kaisar tetap diam dan hanya mengainati tanpa berkata apa pun.

 

Inilah juga alasan mengapa Guru Kaisar tidak menggubris Ardion, karena Ardion masih belum menjadi Kaisar!

 

"Setelah aku menyerahkan urusanku dengan Sekte Sulos, aku akan membawamu kembali ke Dunia Roh Aku akan pensiun dan menikmati masa tua, sementara kamu fokus pada latihanmu. Untuk saat ini, cukup temani aku bermain catur," ujar Guru Kaisar

 

Guru Kaisar menatap papan catur dengan sedikit mengernyit, lalu melanjutkan, "Permainan caturmu makin aneh. Aku bahkan nggak bisa memahaminya. Jelaskan padaku..."

 

Andios menatapnya lalu menghela napas dan berkata, "Sebelum pertempuran di Kota Sentana, guru nggak seperti ini. Mengapa guru berubah begitu drastis?"

 

Dulu, sebelum pertempuran di Kota Sentana, Guru Kaisar masih peduli pada ketidakadilan yang terjadi dan akan turun tangan ketika diperlukan. Namun, kini, dia hanya menghabiskan hari-harinya dengan bermain catur, seolah hanya menanti masa pensiun.

 

Guru Kaisar tidak menjawab.

 

Andios berkata lagi, "Kalau guru bersedia menjelaskan, aku akan memberi tahu strategi permainanku."

 

Guru Kaisar menatapnya sekilas, lalu berkata, " Karena aku telah memahami satu hal."

 

Andios menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu.

 

Guru Kaisar tersenyum tipis dan berkata, "Setelah pertempuran Kota Sentana, aku terus bertanya-tanya. Negara Elang begitu kuat, kenapa bisa dengan mudah dimanfaatkan oleh Enam Jalur Puncak Kematian?"

 

"Apakah karena Adriel? Apakah karena kelicikan Enam Jalur Puncak Kematian? Itu semua hanya alasan di permukaan, bukan inti dari permasalahan."

 

"Lalu, aku akhirnya mengerti."

 

"Di Negara Elang, semua orang hanya berusaha menebak keinginan atasan mereka. Para pejabat membaca gelagat kaisar, para pangeran mengamati ayah mereka, sang kaisar pun menebak-nebak pikiran para pangeran. Seperti simbol Taiji, semua saling mengikat dan membatasi, nggak ada satu pun yang benar-benar bebas dan nggak ada satu pun urusan yang benar-benar jernih."

 

"Sesekali akan muncul seseorang seperti Saka, yang bertindak atas dorongan emosinya, tapi akhirnya dia hanya menjadi alat bagi Kaisar untuk menekan para bangsawan. Menjadi batu uji untuk menguji kesetiaan para Guru Negara. Dunia ini memang penuh dengan ketidakberdayaan... "

 

"Sekarang, aku akhirnya menyimpulkan satu hal."

 

Guru Kaisar menatap Andios dengan makna yang mendalam, lalu berkata, "Tiga ribu tahun membaca sejarah, ujungnya hanya soal kejayaan dan kekuasaan. Sembilan puluh ribu mil perjalanan mencari kebenaran, akhirnya kembali pada kesederhanaan hidup yaitu puisi, anggur, dan ladang hijau."

 

"Persetan dengan intrik politik dan perebutan kekuasaan! Sekte Sulos hanya perlu menjalankan tugasnya, itu sudah cukup!"

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2646 Membakar Langit ~ Bab 2646 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.