Membakar Langit ~ Bab 2662

Bab 2662

 

Di saat yang sama, di tempat lain...

 

Adelia diseret pergi oleh Saka, wajahnya dipenuhi amarah dan ketidakpercayaan.

 

Dia benar-benar tidak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini!

 

Namun, setidaknya, Saka berani menerobos masuk ke istana kerajaan... Hm?

 

Saat pikiran itu melintas, tubuhnya tiba-tiba menegang. Dia menunduk dan langsung membelalak kaget. Tangan Saka yang mencengkeramnya entah bagaimana sudah sampai ke dadanya!

 

"Saka! Kamu!" teriaknya.

 

Adelia tidak pernah diperlakukan seperti ini seumur hidupnya! Seketika wajahnya memerah padam.

 

Mati boleh, tetapi dihina? Tidak akan!

 

Terlebih lagi, dia adalah seorang putri bangsawan!

 

"Jangan berisik,"ujar Saka sambil mengernyit, jelas tidak sabar.

 

Lalu, dia mendengus, "Aku nggak kekurangan wanita, malas juga mengambil keuntungan darimu."

 

"Cuma kebiasaan saja," lanjutnya.

 

Gerakan tangannya seolah punya navigasi otomatis, kalau bertemu wanita, selalu menuju ke arah yang seharusnya.

 

Maklumlah.

 

"Kamu!"

 

Adelia menatapnya dengan api kemarahan yang berkobar di matanya. Dengan gigi terkatup, dia mendesis, "Lepaskan tanganmu!"

 

"Sebentar lagi mati, masih peduli hal remeh begini?

 

Saka mencibir, tetapi akhirnya melepaskan genggamannya. Namun, sebelum Adelia sempat bernapas lega, tangan itu dengan santainya. berpindah ke pantatnya.

 

Apa-apaan ini?

 

Mata Adelia berkilat merah, nyaris meledak karena amarah. Namun, dalam kondisi seperti ini, dia tidak bisa melawan. Yang bisa dia lakukan hanyalah menggertakkan giginya, menahan marahnya, dan bersumpah dalam hati...

 

"Begitu mereka sampai di Istana Kekaisaran, bajingan ini akan menerima ganjarannya," umpatnya dalam hati.

 

Namun, baru saja pikiran itu muncul, dia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak beres.

 

"Tunggu! Ini bukan jalan menuju Istana Kekaisaran! "seru Adelia dengan mata membelalak.

 

Jalan ini ... mengarah ke kediaman keluarga Syahrir! Ardion saat ini sedang menunggu kabar di sana!

 

"Diam," perintah Saka.

 

Dia tidak tertarik menjelaskan.

 

Memang, dia sembrono, tetapi tidak sebodoh itu. Menyerbu Istana Kekaisaran secara langsung?

 

Keluarga kerajaan sudah mengakar selama bertahun -tahun, bahkan seorang ahli Enam Jalur Puncak Kematian pun tidak mampu menggulingkan mereka. Apalagi dirinya?

 

Guru Negara pernah berkata, Kaisar memiliki Aura Naga Kerajaan. Di dalam Kota Sentana, dia tak terkalahkan.

 

Leluhur Lavali tidak akan muncul lagi untuk membantunya. Masalah ini, dia harus selesaikan sendiri.

 

Logan dan Davina sudah tertangkap.

 

Namun, di mata Kaisar, Putra Mahkota selalu lebih berharga dibandingkan dua orang itu.

 

"Dia menangkap anak buahku, maka aku tangkap anaknya. Adil, 'kan?"

 

Di bawah tatapan terkejut Adelia, Saka mengatakan itu dengan nada santai, lalu menyeringai. "Lagi pula, kalau Putra Mahkota ingin menggunakan garis keturunan Guru Negara untuk meningkatkan reputasinya... ya, dia juga harus siap menerima serangan balik," lanjutnya.

 

Di kediaman keluarga Syahrir.

 

Ardion telah menyiapkan pesta besar. Suasana penuh kemeriahan, persiapan perayaan kemenangan sudah selesai.

 

Nama pesta ini?

 

Jamuan Pengukuhan Tahta Putra Mahkota!

 

"Yang Mulia, sekte Dokter Surgawi mengirim surat ucapan selamat! Mulai sekarang, mereka akan mendukungmu sepenuhnya!"

 

"Yang Mulia, Guru Kaisar nggak ingin berpihak, tapi dia sudah berjanji, begitu Yang Mulia naik takhta, Sekte Sulos akan sepenuhnya tunduk kepadamu!"

 

"Sekte Furia mengirim surat. Mereka ingin membangun sebuah keluarga baru untuk menjadi perwakilan mereka di dunia fana ..."

 

Pesan-pesan dari berbagai pihak terus berdatangan. Isinya mungkin berbeda-beda, tetapi intinya sama... Mereka mengakui kekuatan dan otoritas sang Putra Mahkota!

 

Ardion menerima semua laporan itu dengan sikap acuh tak acuh. Dia melirik pesan-pesan itu dan tersenyum tipis. "Nggak perlu terburu-buru. Kita tunggu sampai Saka ditangkap lebih dulu," ujarnya santai.

 

Namun, saat itu juga, seorang pelayan buru-buru masuk dan melapor, "Yang Mulia! Para utusan dari Prastya ingin menghadiri perjamuan!"

 

Ardion mengangkat alis. "Warga Prastya juga ingin merapat?" tanyanya.

 

Seketika, senyum dingin tersungging di bibirnya. Lalu, dengan nada malas, dia berkata, "Suruh mereka enyah!"

 

Utusan yang datang kali ini adalah seorang dewi dari kuil kekaisaran Prastya. Kedudukannya sangat tinggi di sana. Namun, di dalam kuil itu, banyak papan arwah yang dipuja, dan di antaranya, ada nama-nama musuh besar Negara Elang di masa lalu.

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2662 Membakar Langit ~ Bab 2662 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 13, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.