Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 92

 

Bab 92

 

"Apa yang kamu bicarakan?"

 

Deon bertanya sambil mengernyit, lalu menahan tubuh Mira, memelintir sebuah jarum dengan tangannya dan menusukkannya ke pantat Mira!

 

Selama sesaat, tubuh Mira yang mulus bergetar dan dia merasakan energi di tubuhnya telah pulih dalam sekejap.

 

"Apakah racunnya sudah keluar dari tubuhmu?"

 

Mira terkejut saat menyadari bahwa tubuhnya sudah bisa bergerak dengan normal, lalu bertanya, "Kamu mengobatiku?"

 

"Lantas? Kamu kira apa yang aku lakukan? Membawamu ke hotel?"

 

Deon melanjutkan.

 

"Tapi, pantatmu besar juga, ya. Itu tipe badan yang disukai ibuku."

 

"Berengsek!"

 

Mendengar ucapan itu, Mira langsung marah-marah dan hendak menendang Deon, tetapi Deon menahan kakinya yang putih itu.

 

"Kapten Mira, kamu mau menyerang orang yang menyelamatkanmu? Sungguh nggak bersyukur!"

 

Saat ini, Luna mengendarai Bentley Arnage Corner miliknya ke depan Bar Suaka Biru.

 

Begitu dia masuk, dia malah melihat "adegan panas" antara Deon dan Mira!

 

Duar!

 

Amarah Luna meledak bagaikan gunung berapi yang meletus. Dia pun berkata dengan nada dingin.

 

"Deon! Ternyata kamu langsung datang ke tempat begini begitu kamu pulang kerja? Sungguh produktif, ya!"

 

"Astaga! Bu Luna, kenapa kamu juga ada di sini?"

 

Melihat Luna berdiri di hadapannya, Deon langsung tahu dia akan terkena masalah! Meski dia bunuh diri sekalipun, dia tidak akan bisa meyakinkan Luna bahwa dia tidak bersalah!

 

Mira tercengang. Menyadari bahwa orang lain tengah melihatnya dalam keadaan seperti itu, dia buru-buru meninggalkan bar karena malu dan kesal.

 

Deon terlihat kebingungan dan buru-buru berkata.

 

"Hei! Kapten Mira, kenapa kamu langsung kabur? Setidaknya jelaskan dulu kepada Bu Luna!"

 

"Sumpah, ini pertama kalinya aku bertemu pria nggak tahu malu sepertimu!"

 

Luna berjalan ke depan Deon dan hendak menamparnya.

 

Namun, Deon langsung menghentikannya.

 

"Loh? Bu Luna, bukankah aku hanya tameng bagimu? Selain itu, hal ini nggak merusak citra perusahaan. Wajar saja kalau aku memang pergi ke bar untuk mencari wanita, jadi kenapa kamu kesal padaku?"

 

"Jangan-jangan, kamu cemburu?"

 

Mendengar kata cemburu, ekspresi di wajah cantik Luna tiba-tiba berubah. Dia menggigit bibir merahnya dan berkata.

 

"Omong kosong! Aku hanya nggak terbiasa melihat kehidupan pribadi karyawanku sekacau ini! Cemburu? Konyol sekali! Aku ini CEO dari sebuah perseroan dan seorang doktor lulusan luar negeri! Apa masuk akal kalau aku jatuh cinta pada seorang karyawan biasa sepertimu?!

 

Deon menjawab dengan tenang.

 

"Bu Luna, memangnya rumahmu dekat dari sini, ya? Kenapa kamu sekepo itu dengan kehidupanku? Dimas selalu pergi ke refleksi plus-plus setiap hari, tapi aku nggak pernah melihatmu memarahinya seperti ini!" 2

 

Luna sangat marah hingga telinga dan lubang hidungnya hampir mengeluarkan asap.

 

"Berbicara dengan orang nggak berpendidikan sepertimu memang sia-sia! Yang di pikiranmu hanya hal -hal vulgar!"

 

Suzie langsung merangkumkan perdebatan mereka dengan berkata.

 

"Baiklah! Aku yakin ada kesalahpahaman. Wanita tadi adalah Mira Zune, 'kan? Melihat status dan sifatnya, nggak mungkin dia datang ke tempat seperti ini tanpa alasan."

 

"Apa pun tujuannya, aku jelas-jelas melihatmu melepas celananya. Kamu nggak bisa menyangkal bahwa ini fakta, 'kan?"

 

Luna mencibir dan berkata.

 

"Dibandingkan Pangeran Tampan idamanku, kamu terlalu vulgar untukku."

 

Deon juga terbakar amarah dan berkata.

 

"Oke! Aku memang vulgar, nggak sebanding dengan Pangeran Tampanmu! Kalau begitu, mulai sekarang kita berpisah saja. Jangan menghalangiku!"

 

Lalu, dia mengangkat bahu dan berbalik untuk pergi.

 

Suzie menghela napas dan berkata.

 

"Luna, temperamenmu buruk banget! Kenapa, sih, kamu selalu membandingkan Deon dengan orang lain?"

 

Luna menjawab dengan marah.

 

"Aku cuma nggak tahan melihatnya nggak pernah berusaha untuk maju, sangat berbanding terbalik dengan Raja Gangster, Pangeran Tampanku!"

 

Suzie ingin menyusul Deon, tetapi Luna menahannya.

 

"Jangan khawatirkan orang itu lagi, kita pulang saja! Padahal kita sudah datang jauh-jauh ke sini karena mencemaskannya, tapi dia nggak mensyukuri kebaikan kita! Sepertinya kita sudah gila!" 1

 

Melihat Luna marah-marah, Suzie hanya bisa menghela napas dalam hati dan kembali ke mobil bersama Luna. 3

 

Namun, tiba-tiba saja....

 

Sebuah sosok gelap tiba-tiba muncul di depan mereka. Sosok itu adalah Carlos yang berlumuran darah dan sedang bergegas ke arah mereka dengan histeris!

 

"Ah!!! Monster!!!"

 

Luna dan Suzie ketakutan dan buru-buru masuk ke dalam mobil.

 

Bab Lengkap

Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 92 Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 92 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on June 02, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.