Bab 93
Detik berikutnya, Carlos membalikkan
mobil mereka dengan tangan kosong hingga mobil itu terbang beberapa meter!
Kulit di tubuh Carlos terkoyak dan
tubuhnya dipenuhi luka, tetapi dia masih sangat kuat.
Suzie berseru dengan kaget.
"Siapa kamu? Kalau kamu ingin
uang, kami akan memberikannya kepadamu, tapi jangan sakiti karni!"
"Haha! Uang? Aku nggak mau uang!
Kalian berdua pacar Deon, 'kan? Aku akan membunuh kalian!"
Carlos berlari ke arah mereka sambil
memperlihatkan giginya dan mengangkat tangannya seperti orang gila.
Di belakangnya, beberapa preman
suruhan Irina bergegas ke arah Carlos.
"Sialan! Tadi kita sudah
membacoknya sampai hampir mati, bagaimana dia bisa bangkit dari kubur?!"
"Kita nggak punya waktu untuk
memikirkan itu. Seret saja dia ke tempat tadi dan pastikan kali ini dia mati!
Kalau ketahuan Ratu Irina, kita pasti akan dihukum!"
Mereka pun mengayunkan kapak
masing-masing dan menyerang Carlos habis-habisan.
Akan tetapi, seolah-olah tidak
mengenal rasa sakit, Carlos mengulurkan tangannya dan menghancurkan tubuh
mereka sambil berteriak gila-gilaan!
Tubuh para preman itu langsung
terbelah dua!
Luna dan Suzie sama-sama tercengang.
Apakah orang itu sungguh manusia?
Luna dan Suzie hanya bisa berdiri di
tempat, sedangkan Carlos menyerang para preman itu seolah dia adalah orang gila
yang lepas kendali.
Namun, tangan seseorang yang panjang
dan kuat tiba-tiba memeluk mereka berdua dan membalikkan mereka secepat kilat.
Dengan satu tangan, Deon
menghancurkan kepala Carlos!
Histeria di sana akhirnya berhenti!
1
Suzie membelalak dan berkata dengan
heran, "Deon? Syukurlah kamu tiba tepat waktu!"
"Yah, sayangnya ada orang yang
nggak pernah menghargai bantuanku," ucap Deon sambil menertawakan dirinya
sendiri.
Raut wajah Luna sedikit membaik. Dia
lalu membisikkan sesuatu kepada Deon.
"Deon, terima kasih sudah
menyelamatkanku."
Deon menutup telinganya dengan
tangannya sambil mengejek Luna, "Apa? Lebih keras lagi! Aku nggak
dengar!"
Luna menggertakkan giginya dan
berkata, "Terima kasih! Puas?"
"Yah, cukuplah ...."
Deon melambaikan tangannya dengan
puas, lalu berkata dengan serius.
"Kalian harus pergi sekarang
juga. Aku merasakan keberadaan pembunuh lain di dekat sini!"
Luna dan Suzie terkesiap, lalu
buru-buru berbalik dan memesan taksi untuk pergi dari situ.
Sebaliknya, Deon memeriksa tubuh
Carlos dan menemukan sebuah jimat yang terbakar setengahnya.
Ternyata itu adalah jimat pelet.
Seseorang memanfaatkan kebencian Carlos dan mengubahnya menjadi mayat hidup.
Karena itulah, tadi Carlos memiliki kekuatan tak terbatas!
Tiba-tiba
Seorang pria bertopeng hitam keluar
dan berkata dengan kagum.
"Menarik sekali, kamu bisa
menebak penyebab kegilaannya segampang itu. Deon, kamu sangat kuat, apakah kamu
mau menjadi bawahanku?"
"Kamu bisa memiliki semua yang
dimiliki Bagas sebelumnya! Kekuasaan, kekayaan, status...."
Tengah berbicara, Deon malah
menyelanya.
Deon memandangnya dengan dingin dan
berkata.
"Apakah kamu yang namanya Tuan
Sven? Kenapa kamu ingin membunuh Luna? Selain itu, apa yang direncanakan
Organisasi V di Negara Lordia?"
"Haha, dari nada bicaramu,
sepertinya kita nggak bisa mencapai kesepakatan!"
Sven tersenyum dingin dan berkata,
"Kalau begitu, aku terpaksa membunuhmu dulu, lalu Luna!"
Sven menyerang bagaikan kilat.
Telapak tangannya terlihat kuat dan kokoh, seolah-olah dia telah mengumpulkan
semua energi dari segala arah ke telapaknya!
Namun, ekspresi Deon tidak berubah
sama sekali. Dia juga mengangkat telapak tangannya dan menghadang serangan
Sven!
Bum!
Semburan energi yang dahsyat meledak
di udara!
Deon dan Sven sama-sama tidak mundur
dan saling berhadapan dengan kukuh. 1
Sven memiringkan kepalanya dan
tertawa terbahak-bahak.
"Tampaknya kemampuanmu lumayan
juga! Meski seranganku kali ini hanya untuk mengujimu, ternyata kamu bisa
mengerahkan kekuatan yang setara. Hebat juga."
"Aku masih ada urusan lain, jadi
aku terpaksa mundur dulu. Tapi, pertemuan kita selanjutnya akan menjadi hari
kematianmu!"
Setelah itu, Sven berbalik dan pergi
tanpa ragu. Hal ini membuat Deon bergumam dengan heran.
"Orang itu jelas-jelas memiliki
kekurangan di mana-mana, lantas kenapa dia begitu tenang dan terkendali? Apakah
dia menyembunyikan kekuatannya?"
Memikirkan hal ini, Deon tidak berani
bertindak gegabah dan hanya memantau apakah dia hendak menyerang Luna.
Sven tidak mengejar Luna dan Suzie.
Di sisi lain, setelah Sven berjalan
puluhan kilometer jauhnya...
Dia memegang dadanya dan memuntahkan
darah berwarna hitam ke lantai, lalu berlutut di lantai dengan lemah dan bergumam
pada diri sendiri.
"Pemuda itu ... sangat
kuat!"
"Nggak kusangka dia bisa dengan
mudahnya menangkis pukulan terkuatku dan menghancurkan semua tulang di
tubuhku!"
"Kalau tadi aku nggak berhasil
membohonginya, aku pasti sudah mati di tangannya!"
No comments: