Bab 94
Memikirkan kekuatan Deon, Sven
bergidik ngeri.
"Sepertinya, untuk sementara ini
aku harus menjauh dari Luna dulu!"
"Daniel si pecundang itu nggak
bisa diandalkan. Aku harus mencari pesuruh baru!"
"Kira-kira, siapa lagi yang bisa
mendekati Luna?"
Setelah berpikir keras selama
beberapa saat, sebuah ide cemerlang tiba-tiba muncul di benaknya. "Benar!
Keluarga Yossef!"
Keesokan harinya.
Di kantor Grup Lixon, seorang
direktur sekaligus anggota Keluarga Yossef yang berhubungan baik dengan Luna
sedang duduk di kantornya.
Pria bernama Joshua Yossef itu
berkata dengan suara yang dalam.
"Luna, suntikan dana enam
triliun dari konsorsium besar kemarin memang berhasil menyelamatkan Grup Lixon
dari krisis untuk sementara...."
"Tapi, Keluarga Tier dan konsorsium
dalam negeri yang dipimpin Bagas dan Matilda nggak akan menyerah begitu saja.
Kabarnya, kedua perusahaan mereka telah bergabung dan berencana untuk mengepung
grup kita untuk jangka waktu yang panjang."
"Ayah dan paman keduamu yang
duduk di dewan direksi selalu berusaha untuk menggulingkanmu, apalagi gagasan
ini juga didukung oleh kakekmu!"
Dia berkata dengan serius,
"Situasi saat ini sangat merugikan!"
Luna melipat kaki panjangnya yang
dibalut stoking hitam dan menjawab tanpa ekspresi.
"Paman, berapa banyak anggota
dewan direksi yang mendukungku sekarang?"
Joshua menjawab sambil
menggeleng-geleng.
"Nggak banyak, tapi sebagian
besar dari mereka yang nggak mendukungmu hanyalah pecundang. Kalau ada
pencapaian besar darimu lagi, mungkin saja mereka akan berubah pikiran."
"Memang terdengar gampang, tapi
dalam situasi saat ini, sepertinya nggak memungkinkan, bukan?" ucap Luna
sambil tersenyum pahit.
"Jujur saja, peluangnya hampir
nggak ada sama sekali," jawab Joshua tanpa ragu.
"Sebenarnya, Grup Lixon memiliki
dua triliun yang dari dulu nggak pernah berhasil dicairkan!"
"Itu karena debiturnya adalah
pihak Real Estat Brighton dan pemimpinnya adalah Mark Saputra dari Keluarga
Saputra, salah satu dari Empat Keluarga Pelopor!"
Luna bertanya dengan heran.
"Empat Keluarga Pelopor?"
"Benar. Singkatnya, empat
keluarga itu adalah kekuatan tersembunyi Kota Sielo yang kekuasaannya jauh
melebihi Tiga Raksasa Kota Sielo dan Keluarga Tier!"
Joshua menjelaskan dengan cermat.
"Empat keluarga ini adalah empat
keluarga pelopor di Kota Sielo dan terkenal dengan kemampuan bela diri mereka
yang nggak tertandingi!"
"Rumor bahkan mengatakan bahwa
mereka masing-masing memiliki puluhan master kekuatan, Master Energi Luar dan
beberapa Master Energi Dalam! Kekuatan mereka nggak terukur!"
"Sama seperti Tiga Raksasa Kota
Sielo, mereka semua akan digantikan dalam beberapa tahun! Bedanya, Empat
Keluarga Pelopor adalah akar dari seni bela diri kita yang sudah ada selama
ribuan tahun!"
Luna terkejut mendengar
penjelasannya.
Mereka memiliki puluhan Master Energi
Luar dan beberapa Master Energi Dalam? Ketahuilah bahwa satu Master Energi Luar
saja sudah cukup untuk menumbangkan seluruh Kota Sielo, apalagi puluhan master!
Luna berkata dengan ekspresi serius.
"Kalau mereka berasal dari empat
keluarga ini, jangankan kita, walikota yang mendatangi mereka pun, sepertinya
mereka nggak akan menghiraukannya!"
"Nah, sekarang kamu paham betapa
sulitnya mendapatkan kembali dana ini, 'kan?"
Joshua menghela napas. 1
"Kreditur itu didukung Keluarga
Saputra! Mau bagaimana lagi, nggak ada yang bisa kita lakukan."
Setelah Joshua pergi.
Luna berpikir keras. Karena Empat
Keluarga Pelopor sangat kuat, dia harus mencari seseorang yang kejam dan tidak
takut mati untuk menagih utang kreditur tersebut.
Maka dari itu, hanya ada satu orang
di Grup Lixon yang bisa melakukannya!
Memikirkan hal ini, Luna segera
menelepon Suzie.
"Zie, cepat beri tahu Quina dan
minta dia untuk memanggilkan Deon ke kantorku!"
Lima menit kemudian.
Deon keluar dari kantor Luna sambil
memutar bola matanya.
"Dasar atasan gila! Bukannya
menyuruh orang lain, dia malah menyuruhku menagih utang? Kenapa harus aku? Aku
saja nggak paham bisnis apa yang mereka lakukan!"
Sebentar lagi waktunya pulang kerja.
Deon berencana bekerja lembur untuk
mencari informasi tentang Real Estat Brighton, karena pemimpin perusahaan itu
adalah orang kejam yang berutang dua triliun pada Grup Lixon!
Namun, Dimas menghampirinya dengan
ekspresi misterius dan berbisik padanya.
"Kak Deon! Sekarang sudah
waktunya pulang kerja, buat apa bekerja terlalu keras? Apa pun yang terjadi,
hari ini kamu harus pergi ke tempat refleksi bersamaku!"
Deon tersenyum lebar dan berkata,
"Memangnya refleksi ini benar-benar ampuh?"
Dimas berkata sambil tersenyum licik,
"Refleksi ini bukan hanya untuk merelaksasi otot kaki, tapi mencuci mata
juga."
"Kamu nggak percaya karena belum
pernah dipijat nona-nona di sana. Mereka bisa membuatmu merasa seperti hidup di
khayangan!"
"Sudahlah, yang penting kamu
ikut saja. Nanti aku traktir!"
Tanpa berbasa-basi, Dimas langsung
membawa Deon keluar dari kantor dan membawanya ke sebuah tempat refleksi
premium.
Deon mengangkat alisnya dan bertanya,
"Kamu yakin ini bukan tempat bisnis ilegal?"
No comments: